Tak hanya perabotan dan keluarga yang dikhawatirkan Desi (33), guru SMP Cieunca Dayeuhkolot Kabupaten Bandung, saat banjir menerjang, tapi juga rapor siswanya. Ia mati-matian menjaga rapor agar tidak terkena air. Maklum, banjir datang sehari sebelum rapor dibagikan.
Rumah Desi dan keluarga berada di Jl Mamayuda Bolera Kelurahan Dayeuhkolot, Kecataman Dayeuhkolot. Awalnya, ia bertahan, Jumat (19/12) malam. Rapor disimpan di langit-langit rumah. Kian malam, air kian tinggi.
"Subuh saya keluar rumah jalan kaki sambil memanggul rapor. Air setinggi seperut," cerita Desi kepada detikcom di Jl Raya Dayeuhkolot-Banjaran, Minggu (21/12/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sementara saat mengungsi di rumah teman. Tapi masih jenguk rumah juga soalnya nggak ada yang jagain," jelas Desi.
Pukul 15.20 WIB, Dayeuhkolot dan kawasan sekitar diguyur hujan. Air di sejumlah titik belum surut. Akses Dayeuhkolot ke Baleendah atau Banjaran, tepatnya di depan masjid jami, terputus karena genangan air setinggi lutut.
(ern/try)