32 Tahun Berkibar di Era Orba, Akankah Golkar Akhirnya Benar-benar Karam?

32 Tahun Berkibar di Era Orba, Akankah Golkar Akhirnya Benar-benar Karam?

- detikNews
Sabtu, 20 Des 2014 11:42 WIB
Jakarta - Siapa yang tak tahu Partai Golkar, 32 tahun menjadi partai penguasa selama Orde Baru. Pada era reformasi pun partai beringin ini masih eksis. Namun kini partai Golkar sedang dilanda perpecahan berkepanjangan. Perundingan yang digelar selalu buntu. Apakah Golkar akan benar-benar karam?

"Kalau Golkar tidak bisa persiapkannya secara baik kader-kadernya di daerah, tidak ada pemetaan kekuatan, kalau tidak punya waktu untuk persiapkan itu karena disibukkan oleh konflik, batas rendah Golkar yang 10 persen bisa jebol juga," ujar peneliti politik dari Center for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes saat berbincang, Sabtu (20/12/2014).

Menurut Arya, kubu-kubu yang berkonflik di Golkar harus menemukan titik temu agar Golkar tidak makin terpuruk. Apalagi pilkada serentak yang akan dihadapi pada 2015 mendatang mencapai lebih dari 200 pilkada. Karena itu menurut dia, kedua kubu harus mau menurunkan level egonya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Rekonsiliasi ini bisa jadi mudah. Kalau lihat pola beberapa minggu ini, kubu Ical selalu bertahan sementara Agung menyerang. Jadi kuncinya di Agung, harus bisa menurunkan level egonya," ucapnya.

Arya mengatakan, setiap kali munas dan Pilpres sejak reformasi Golkar memang selalu dilanda friksi internal. Namun konflik internal yang terjadi kali ini menurutnya paling parah.

Arya juga memaparkan, melihat tren elektabilitas Golkar dari pemilu ke pemilu sejak 1999 memang cenderung menurun. Tahun 2004 elektabilitas Golkar sekitar 17 persen, tahun 2009 sekitar 14 persen dan 2014 masih sekitar 14 persen. Elektabilitas Golkar dari pemilu ke pemilu, meski dilanda konflik internal, terbantu oleh tingginya pemilih loyal tradisional Golkar di daerah. Dengan dinamika internal yang normal, lanjut Arya, elektabilitas terendah Golkar berada di atas 10 persen.

"Tapi kalau konflik tidak selesai, dan makin parah, 2019 bisa jebol juga di bawah 10 persen. Bisa karam," cetusnya.

Golkar kubu Aburizal Bakrie (Ical) dan Agung Laksono sama-sama bersikeras mempertahankan munas masing-masing yang sah. Perundingan yang dilakukan juru runding kedua kubu selalu deadlock.

Bahkan berdasarkan survei LSI, elektabilitas Partai Golkar akibat perpecahan mereka merosot jauh di bawah 10 persen. Jika Pileg diadakan saat ini (ketika survei dilakukan -red), maka elektabilitas Golkar hanya 8,4 persen.

"Elektabilitas Golkar yang kini di bawah 10 persen adalah terendah dalam sejarah perjalanan politik Partai Golkar," kata peneliti LSI Ardian Sopa, Jumat (19/12) kemarin.

Survei ini dilakukan melalui quick poll pada tanggal 16-17 Desember 2014, menggunakan metode multistage random sampling dengan 1.200 responden. Margin of error sebesar kurang lebih 2,9 persen. Survei dilakukan di 33 provinsi di Indonesia dan dilengkapi penelitian kualitatif dengan metode analisis media, FGD dan in depth interview.




(rmd/trq)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads