"Indonesia menyambut baik rencana pemulihan hubungan AS–Kuba, termasuk hubungan diplomatik antara kedua negara tersebut," demikian rilis dari Kementerian Luar Negeri RI yang diterima detikcom, Jumat (19/12/2014).
Menurut Kemenlu, perkembangan ini sejalan dengan posisi Pemerintah Indonesia yang selalu menyerukan pencabutan embargo ekonomi terhadap Kuba, yang berdampak buruk bagi kehidupan ekonomi dan sosial rakyat Kuba.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, pemerintah Amerika Serikat mengumumkan kesiapan mereka untuk mengembalikan hubungan diplomatik yang telah terputus selama lebih dari 50 tahun dengan Kuba. Presiden Barack Obama menyerukan diakhirinya embargo ekonomi kepada musuhnya semasa perang dingin itu.
Dilansir Reuters, Kamis (18/12/2014), setelah menjalani 18 bulan pembicaraan rahasia, pada Selasa (16/12) Presiden Obama dan Presiden Kuba Raul Castro sepakat untuk melakukan pertukaran tahanan. Selain itu, kedua presiden juga sepakat membuka kedutaan besar di masing-masing negara dan pelonggaran terhadap beberapa pembatasan perdagangan.
Kedua pemimpin negara itu mengumumkan kesepakatan damai dalam pidato yang disiarkan televisi. Vatikan dan Kanada disebut sebagai negara yang menjadi fasilitator kesepakatan.
Melalui percakapan telepon, Presiden Obama sepakat mengakhiri embargo ekonomi. Obama mengatakan, dia tengah mengakhiri apa yang disebutnya sebagai kebijakan yang kaku dan ketinggalan zaman dengan mengisolasi Kuba.
Perubahan kebijakan yang diputuskan antara lain pembukaan perdagangan ke beberapa daerah, mengizinkan penggunaan kartu kredit dan kartu debit AS, meningkatkan jumlah uang yang dapat dikirim ke Kuba dan memungkinkan ekspor perangkat telekomunikasi dan jasa.
(rmd/bil)