Jika Islah Kandas, Golkar Menggali Kubur Sendiri

Golkar Pecah

Jika Islah Kandas, Golkar Menggali Kubur Sendiri

- detikNews
Jumat, 19 Des 2014 16:54 WIB
Jakarta - Survei Lingkaran Survei Indonesia pimpinan Denny JA menunjukkan perpecahan telah merontokkan elektabilitas Partai Golkar. Perpecahan di internal Golkar telah menghancurkan partai beringin, elektabilitasnya kini terendah dalam sejarah.

"Jika pemilu legislatif dilakukan saat ini (saat survei dilakukan), maka elektabilitas Golkar hanya sebesar 8,4 %. Elektabilitas Golkar yang kini hanya di bawah 10% merupakan terendah dalam sejarah perjalanan politik Partai Golkar," kata peneliti LSI, Ardian Sopa, dalam paparan hasil survei LSI di kantornya di Jl Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat (19/12/2014).

Jika melihat perolehan suara Golkar di tiga pemilu terakhir pasca reformasi, elektabilitas Partai Golkar selalu di atas 10%. Pada pemilu 1999, meski dihujat dan dianggap sebagai musuh reformasi, Partai Golkar masih bisa memperoleh 22,44% suara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Demikian pula pada Pemilu 2004, Golkar menjadi pemenang pemilu dengan perolehan suara sebesar 21,58%. Pada Pemilu 2009, Golkar memperoleh suara 14,45%. Dan pada pemilu 2014, Partai Golkar masih tetap menjadi partai besar, pemenang kedua setelah PDIP dengan perolehan suara sebesar 14,75%.

"Jika konflik ini berlanjut, maka Golkar bisa saja menggali kuburnya sendiri. Elektabilitas partai akan semakin merosot karena citra buruk yang melekat akibat konflik elite partainya sendiri. Partai Golkar terancam hanya menjadi partai kelas dua atau bahkan
partai gurem," katanya.

"Tak ada pilihan lain bagi Golkar selain melakukan islah dan membenahi kembali partai bersama-sama. Konflik tersebut merugikan kedua kubu Golkar," pungkasnya.

Survei ini dilakukan melalui quick poll pada tanggal 16-17 Desember 2014, menggunakan metode multistage random sampling dengan 1.200 responden. Margin of error sebesar kurang lebih 2,9 persen. Survei dilakukan di 33 provinsi di Indonesia dan dilengkapi penelitian kualitatif โ€Ždengan metode analisis media, FGD dan in depth interview.

(van/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads