Berkaca dari Kongres PAN tahun 2010 memang pengambilan keputusan tertinggi di PAN seolah di tangah Amien Rais. Betapa tidak, arena Munas Batam yang diramaikan pendukung Hatta vs Dradjad Wibowo kala itu, kemudian bisa disatukan suaranya oleh Amien Rais.
Pada saat pembukaan Kongres PAN, Amien Rais memberikan kesempatan kepada sejumlah nama caketum untuk bertarung secara fair. Amien tak menyatakan dukungan ke salah satu calon ketua umum, meskipun tempat duduk Amien lebih dekat ke Hatta Rajasa. Sedangkan Dradjad kala itu didampingi ketum incumbent Sutrisno Bachir yang kemudian mengundurkan diri di arena Kongres.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peta persaingan terkesan sengit, Hatta dan Dradjad melakukan konsolidasi di hotel yang berbeda. Namun ujungnya Kongres yang demokratis itu antiklimaks. Dradjad mundur di last minutes atas perintah Amien Rais.
"Demi ukhuwah dan persaudaraan kita sebagai kader PAN, kami mengikuti apa yang disarankan oleh Bapak Profesor Amien Rais. Insya Allah saudaraku Hatta menjadi ketua umum PAN," kata Dradjad dalam pidatonya sebelum panitia memutuskan kemenangan Hatta secara aklamasi dalam Kongres III PAN di Hotel Holiday, Batam, Sabtu (9/1/2010).
Setelah Hatta Rajasa menyatakan pidato kemenangannya, Amien Rais pun memberikan posisi untuk Dradjad Wibowo. "Sudah otomatis Mas Dradjad jadi Wakil Ketum PAN," kata Amien usai pemilihan ketum PAN.
Lalu apakah hal serupa bakal terjadi kembali di Kongres PAN tahun 2015 mendatang?
Sepertinya gejala demikian mulai terlihat. Kongres tinggal hitungan bulan namun dua kandidat yang disebut-sebut bakal berlaga tak menunjukkan semangat untuk bertarung dengan Hatta Rajasa. Ketua MPR Zulkifli Hasan ingin fokus dulu dengan posisi penting itu, sementara Dradjad Wibowo memilih mengikuti apa kata Pak Amien.
Pertanyaan tentang siapa ketum PAN berikutnya tampaknya sama dengan pertanyaan 'apa kata Pak Amien?'
(van/nrl)