Para delegasi MPR telah menemui Ketua Parlemen Singapura Halimah Yacob di Gedung Parlemen Singapura, Kamis (19/12) kemarin. Para delegasi MPR yang dipimpin Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang ini menyampaikan dorongan peningkatan hubungan politik hingga ekonomi antarkedua negara.
"Membahas peningkatan kerja sama di bidang-bidang yang menjadi kepentingan kedua negara, antara lain di bidang politik, hukum dan keamanan, ekonomi dan pembangunan, perdagangan dan investasi, serta pariwisata," kata Oesman Sapta Odang di Singapura, Jumat (19/12/2014).
Oesman juga menyampaikan permasalahan larinya modal dari Indonesia ke Singapura (capital lost) tanpa Indonesia mendapat keuntungan. Contohnya, bisnis perjudian di Singapura. Kasino di Singapura disebut-sebut diisi oleh 60 persen orang Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami menyampaikan permasalahan 'capital lost' yang diakibatkan mengalirnya arus modal dari Indonesia ke Singapura, tanpa Indonesia memperoleh pajak," keluh Oesman prihatin.
Secara khusus, Oesman meminta Singapura untuk meningkatkan investasinya di bidang industri untuk mengembangkan wilayah Batam, Bintan, dan Karimun. Indonesia tengah mempersiapkan tujuan wisata baru untuk menarik lebih banyak lagi wisatawan dari Singapura untuk mengunjungi Indonesia.
"Ketua Parlemen Halimah Yacob merespon dengan menyatakan, 'Kita akan memperhatikan dan kita akan mendengar'," kata Oesman.
Delegasi MPR ini juga menyampaikan undangan kepada Ketua Parlemen Singapura untuk dapat melakukan kunjungan balasan ke Indonesia.
Para delegasi MPR yang berangkat ke Singapura terdiri dari sembilan orang anggota MPR. Mereka adalah Ketua Fraksi PDIP di MPR Achmad Basarah, Ketua Kelompok DPD MPR Bambang Sadono, Ketua Fraksi Partai Hanura Sarifuddin Sudding, Ketua Fraksi Partai Demokrat Guntur Sasono, Ketua Fraksi PKB Abdul Kadir Karding, Sekretaris Fraksi PPP Zainut Tauhid Saadi, anggota MPR Fraksi PDIP Daryatmo Mardiyanto, dan anggota MPR kelompok DPD Gusti Farid Hasan Aman.
Turut serta juga Sekretaris Jenderal MPR Eddie Siregar dan enam orang anggota rombongan lain yang terdiri dari staf dan protokoler MPR. Pertemuan tersebut berlangsung tertutup.
Pertemuan itu dilakukan saat Parlemen Singapura memasuki masa reses. Kunjungan MPR yang juga sedang dalam masa reses ke Singapura ini juga dilakukan tanpa sorot kamera media lokal Singapura. Pada malam harinya, pihak MPR langsung menerima surat undangan bertemu pihak menteri luar negeri Singapura.
(dnu/fdn)