"Kita sering merasa terninabobokan dengan kemudahan-kemudahan mendapatkan suplai hasil teknologi dan buatan dari luar. Sudah saatnya Kita bangkitkan potensi dalam negeri dan sudah saatnya kita berikan kepercayaan ke anak-anak muda untuk menghasilkan produk-produk yang bisa menyelesaikan masalah-masalah di Indonesia. Jadi ini perlu keseriusan," ujar Anies di Kantor PP Muhammdiyah, Jl Menteng Raya, Jakarta Pusat, Jumat (19/12/2014).
Anies kemudian menambahkan bahwa Muhammadiyah sejak zaman sebelum kemerdekaan sudah aktif berinovasi. Kala itu yang dikembangkan adalah mengenai pendidikan dan kesehatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Muhammadiyah sudah mulai. Jadi capaian-capaian yang dilakukan Muhammadiyah tak bisa dipandang sebagai sekedar capaian di luar Pemerintah. Itu yang saya ingin menggarisbawahi soal ini karena selama ini kami sering membedakan swasta dan Pemerintah. Padahal ketika perserikatan ini dibuat tak ada bayangan ada swasta atau pemerintah yang penting ada bangsa," tutur Anies.
Anies pun telah menjajal salah satu mobil yang bersistem hybrid itu. Mobil itu menggunakan tenaga surya dan listrik sehingga dapat menopang sendiri ketika dioperasikan siang hari.
Untuk pasokan listrik, mobil tersebut membutuhkan waktu maksimal dua jam untuk mengisi penuh. Ketika sudah terisi penuh, mobil dapat dioperasikan selama 12 jam.
Mobil yang dijajal Anies dan Din bernama Giwangkara yang diwujudkan oleh SMK Muhammadiyah Haur Geulih Indramayu, Jawa Barat. Kemudian ada pula karya SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi Malang, Jawa Timur, yang diberi nama Suryawangsa 2.
(bpn/gah)