Ajakan gencatan senjata ini dilontarkan oleh Bendahara Umum Golkar hasil Munas Bali Bambang Soesatyo. Maksudnya memang bukan menyerah, namun mengajak bertarung di pengadilan, tanpa kegaduhan.
"Soal munas mana yang sah dan diakui atau tidak, biarlah pengadilan nanti yang menilai dan memutuskan. Sehingga hal penting yang dibutuhkan kedua belah kubu saat ini, kalau dalam istilah perang, adalah gencatan senjata, bukan angkat senjata," kata Bambang kepada detikcom, Jumat (19/12/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Serangan-serangan Bambang kala itu direspons keras oleh kubu Agung. Waketum hasil Munas Jakarta Yorrys Raweyai bahkan menyebut-nyebut sejumlah kasus dugaan korupsi yang mengait-ngaitkan nama kader Golkar kubu Ical.
Namun Bambang rupanya tak ingin saling serang di media ini berbuntut panjang. Dia curiga ada yang sengaja memperkeruh situasi, ada yang untung di tengah kisruh.
"Seharusnya kita mulai sama-sama mewaspadai adanya penumpang gelap yang hendak mengail di air keruh atau mengambil keuntungan dari kekisruhan ini," ujar Bambang.
Bambang mengajak kubu Agung bertarung bukti di pengadilan, jalan islah yang sedang dirintis kedua kubu tak disebutnya. Sepertinya bendera putih tak akan dikibarkan.
(trq/van)