Pengurus Golkar kubu Agung Laksono menolak kehadiran Akbar Tandjung sebagai mediator islah partai beringin. Sang mahaguru pun angkat bicara menyoal sikap tak hormat junior-junior Golkar itu kepada sesepuhnya.
"Memang begitu dalam politik, kan ada saja. Saya tidak dalam posisi ingin membesar-besarkan peran saya di Golkar di era reformasi," kata Akbar mengawali perbincangan dengan detikcom soal penolakan kubu Agung Laksono, melalu sambungan telepon, Jumat (19/12/2014).
Namun Akbar tak bisa menahan diri direndahkan sedemikian rupa. Dia mengingatkan para junior soal perjalanan panjang Golkar yang nyaris bubar di era reformasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wajar saja Akbar tak terima dengan pernyataan pedas kubu Agung Laksono. Apalagi orang dekat Agung Laksono sendiri yang melontar pernyataan tajam, meragukan konsistensi mentor politik itu.
"Kubu Agung Laksono akan menolak kalau Akbar Tandjung dikirim dari sana (Ical). Karena dia bagian dari konspirasi (Munas) Bali. Karena kami tidak ingin sosok Akbar Tandjung yang ngomong pagi tahu, sore tempe. Dia katakan Munas Bali tidak sah. Besok-besok dia katakan, Munas Bali yang sah," kata ssalah satu ketua DPP hasil Munas Jakarta, Leo Nababan, di Kantor DPP Golkar Slipi, Jakarta Barat, Selasa (16/12/2014).
Namun Akbar tak menyerah mengupayakan rekonsiliasi. "Agung menolak, tapi masih ada yang mau ya sudah kita temui," kata Akbar.
(van/nrl)