Tak Sedikit WNI Terindikasi Gabung ISIS, Ini Kata Menlu Retno

Jakarta - Tidak sedikit anggota ISIS berasal dari negara-negara di luar Iraq dan Suriah, termasuk salah satunya berasal dari Indonesia. Namun banyak negara yang sudah menerapkan aturan tegas terhadap warga negaranya yang terindikasi terlibat ISIS. Bagaimana dengan Pemerintah Indonesia?

"Kita sedang berkoordinasi terkait penanganannya. Sementara ini‎, Pak Polisi yang menjelaskan kepada publik," kata Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi di kantornya, Jl Pejambon, Jakarta Pusat, Kamis (18/12/2014).

Seperti Hafid Imanudin yang ditangkap oleh otoritas Arab Saudi karena mencoba masuk Suriah dan diduga hendak bergabung dengan ISIS pada Juni 2014 lalu. Pihak Kementerian Luar Negeri belum menemukan indikasi Hafid bergabung dengan militan ISIS.

"Juni lalu dia (Hafid) berinisiatif berkunjung ke Suriah untuk membela masyarakat Suriah. Jadi, saat ingin menyeberang di perbatasan dia ditangkap. Tapi sejauh ini tidak ada tanda-tanda yang bersangkutan terlibat ISIS," kata Wadir Perlindungan WNI dan BHI Kemenlu RI, Iqbal Lalu Muhammad secara terpisah.

Iqbal menambahkan, Hafid saat ini berada di penjara subversif Arab Saudi. Konsulat Jenderal RI di Arab Saudi juga telah mengupayakan bantuan hukum kepada Hafid.

"Dia minta dipulangkan tetapi kami meminta pihak otoritas untuk melakukan pendalaman atas kasus ini," ujar Iqbal.

‎"Tapi hingga saat ini tidak ada indikasi bahwa yang bersangkutan berkaitan dengan ISIS," tambahnya.

‎Hingga saat ini, Indonesia belum menetapkan WNI yang tergabung dengan ISIS sebagai teroris seperti yang diterapkan oleh negara-negara barat. Sementara berdasarkan informasi yang dihimpun, ada sekitar 50 WNI berada di Suriah bersama ISIS.

(vid/rmd)