Salah satu calon TKI, Nur Hayati (19) mengatakan dirinya senang bisa kembali ke rumahnya di Songgom, Brebes setelah empat bulan berada di penampungan PT Tegar Sukses Abadi di Jalan Plamongansari Raya, Semarang.
"Sudah empat bulan. Tidak boleh keluar-keluar dan hanya boleh pakai handphone hari Sabtu atau Minggu," kata Nur kepada detikcom, Kamis (18/12/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kadang dibawa ke rumah saudaranya. Ya tidak dibayar," pungkasnya.
Selain itu jika ada yang sakit, para calon TKI akan patungan untuk mengobati rekannya. Menurut sejumlah calon TKI di sana mereka memang diberi makan tiga kali sehari, namun nasinya sudah berair.
"Kalau ada yang sakit kami iuran, baru boleh diizinkan berobat," tandas gadis yang pernah menjadi TKW di Singapura itu.
Calon TKI lain, Wiwid (23) asal Kemayoran justru sudah delapan bulan di penampungan. Ia dijanjikan bulan Oktober lalu berangkat ke luar negeri namun kenyataannya sampai sekarang belum.
"Katanya kalau jadi berangkat akan dipotong gaji enam bulan," pungkasnya.
Puluhan TKI tersebut terlihat senang ketika akan dipulangkan. Mereka berkumpul dan berfoto bersama menggunakan handphone di depan logo Polrestabes Semarang. Kemudian mereka menaiki tujuh angkot yang sudah disiapkan dan menuju kantor BNP2TKI di Banyumanik Semarang untuk didata terlebih dahulu.
"Pulang dulu mau menenangkan diri, jadi trauma," ujar Wiwid.
Sementara itu Ketua Asosiasi Penempatan Asia Pacific DPD Jawa Tengah, Heri Darman mengatakan dari kesepakatan Disnakertrans dan Kepolisian para calon TKI itu akan dipulangkan ke daerah masing-masing.
"Apakah mereka mau tetap diberangkatkan atau mau pikir-pikir dulu juga tidak apa-apa," kata Heri.
Hingga saat ini pengelola penampungan, H. Abdullah masih berstatus saksi. Heri menambahkan dugaan pelanggaran yaitu pemalsuan dokumen masih didalami kepolisian. Namun pihaknya tetap mengawal dan mendampingi penanganan kasus tersebut.
"Indikasi pemalusan dokumen tidak tahu, itu kepolisian. Dari asosiasi bantu pembelaan, pak Abdullah didampingi pengacara," jelasnya.
Sementara itu Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Djihartono saat dikonfirmasi mengatakan pihaknya masih mendalami kasus tersebut.
"Belum, belum (belum ada perkembangan), besok saya kabari lagi," pungkas Djihartono.
(alg/try)