"Iya ramai. Biasanya nggak sebanyak ini," ujar salah seorang pengelola parkir, Waskito di parkiran Jl Kebon Kacang, Jakarta Pusat, Kamis (18/12/2014).
Namun Waskito tak dapat merinci seberapa besar kenaikan jumlah pengendara motor yang parkir di tempatnya itu. Yang pasti, area parkir yang dikelolanya tersebut biasanya penuh pada sore hingga malam hari. Namun kini siang hari pun sudah penuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Waskito mengatakan, pihaknya juga menambah seribu kapasitas parkir baru untuk mengatasi pembludakan ini. Lokasi parkir tersebut terletak di sisi belakang, tak jauh dari lokasi parkir yang dikelolanya saat ini.
"Penambahan (area parkir) di tanah kosong di belakang," katanya.
Kapasitas parkir di wilayahnya saat ini sebanyak 1.200 motor. Sehingga jika ditotalkan dengan lahan kosong yang baru dijadikan area parkir itu, ada sekitar 2.200 motor yang dapat tertampung di kawasan parkir liar yang selalu bebas dari razia Dinas Perhubungan ini. Dia mematok tarif yang jauh lebih murah dibanding parkir di mal-mal atau gedung perkantoran.
"Biayanya Rp 5 ribu buat motor kecil, Rp 7 ribu buat motor besar untuk seharian," tutur pria yang mengenakan kaos oblong warna kuning ini.
Waskito mengaku tak memperhitungkan keuntungannya secara ekonomi. Penghasilannya tersebut dibagi-bagi dengan puluhan pemuda yang turut mengelola parkir di kawasan tersebut.
"Kita nggak lihat keuntungannya. Yang kita lihat, kita bisa mempekerjakan anak-anak muda di sini," katanya.
Total pemuda yang mengelola parkir di kawasan tersebut ada sekitar 90 orang. Mereka terbagi dalam 9 kelompok. โSetiap 1 orang koordinator kelompok, membawahi 9 orang lainnya.
(kff/slm)