Putar Film 'Senyap', Kampus ISI Yogyakarta Digeruduk Massa Bergamis

Putar Film 'Senyap', Kampus ISI Yogyakarta Digeruduk Massa Bergamis

- detikNews
Kamis, 18 Des 2014 01:40 WIB
Bantul - Mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta dibuat kocar-kacir oleh puluhan massa tak dikenal yang menyerbu kampus. Peristiwa terjadi saat mahasiswa Fakultas Seni Media Rekam (SMSR) memutar film Senyap (The Look of Silence), Rabu (17/12/2014).

Agenda pemutaran film Senyap di ruang pertunjukan Fakultas Seni Media Rekam ISI Yogyakarta pada awalnya berjalan lancar. Ratusan mahasiswa tampak menikmati film garapan Joshua Oppenheimer sejak pukul 15.30 WIB.

Namun belum separuh jalan, tiba-tiba datang puluhan orang yang langsung merangsek ke dalam ruangan dan memaksa mahasiswa keluar ruangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bubar..bubar...... Matikan (filmnya)!", teriak seorang pria berbaju gamis dengan sorban menggantung di lehernya.

Kaget dengan kedatangan massa tak diundang ini, ratusan mahasiswa yang sebagian duduk lesehan hanya bisa tercengang. Namun sesaat kemudian mereka akhirnya berlarian keluar setelah massa yang masuk ke ruangan semakin banyak.

"Pas lagi nonton tiba-tiba mereka pada masuk. Teriak-teriak memaksa film dimatikan dan kita disuruh bubar", kata Muhammad Riza salah satu panitia.

Menurut Riza, pemutaran film ini semata karena Senyap adalah sebauh karya dokumenter. Sebagai mahasiswa Fakultas Seni Media Rekam, film ini ditonton untuk mencermati tehnis dan alur film.

"Mereka mengatakan ini berbau paham organisasi terlarang. Padahal kita memutar ini hanya sebagai bagian dari kajian keilmuan tentang film dokumenter. Tidak ada kaitannya dengan paham apapun", tambahnya.

Serupa yang dikatakan mahasiswanya, Sutanto, dosen FSMR juga menegaskan pemutaran film adalah kepentingan akademis yang tidak ada muatan politisnya.

"Pemutaran film ini semata-mata keperluan akademis. Nanti akan dikaji bagaimana sebuah film dokumenter dibuat termasuk bagaimana membangun alur ceritanya", terangnya.

Film yang berlatarbelakang pembantaian massal di Sumatera Utara di tahun 1965 ini akhirnya tak bisa dinikmati hingga akhir. Panitia kegiatan akhirnya menggulung layar dan menuruti kemauan massa yang memaksa pemutaran film dihentikan. Ratusan mahasiswa yang tampak kecewa memilih menyingkir.

Massa yang kebanyakan mengenakan gamis dan sebagian lainnya berpakaian hitam-hitam akhirnya keluar kampus setelah aparat kepolisian tiba di lokasi. Film besutan Joshua Oppenheimer itu merupakan kelanjutan dari film sebelumnya yang juga bercerita mengenai pembantaian yang terjadi di Sungai Ular.

(ahy/ahy)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads