"Presiden menggelar sidang kabinet terbatas yang membahas salah satunya adalah mitigasi dan antisipasi bencana hingga April 2015," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui pesan singkat, Rabu (17/12/2014).
"Kepala BNPB Syamsul Maarif melaporkan upaya-upaya yang telah dan akan dilakukan dalam menghadapi banjir dan longsor musim penghujan 2014/2015. BNPB bersama kementerian/lembaga telah menyusun rencana aksi nasional menghadapi banjir dan longsor," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hingga saat ini ada 82 korban tewas telah ditemukan, dan 22 orang masih dicari. Sebanyak 1.709 personel dari TNI, Polri, BNPB, BPBD, Basarnas, SKPD dan unsur pemerintah terlibat dalam penanganan darurat, 2.355 relawan juga membantu," ucap Sutopo.
Presiden, disebut Sutopo, memerintahkan pemasangan sistem peringatan dini longsor itu khususnya di Banjarnegara. Daerah prioritas lainnya akan segera dipasangi sistem yang sama, masyarakat juga perlu memperoleh sosialisasi dan pendidikan bencana agar mampu mengantisipasi.
"Disepakati dana untuk pemasangan alat tersebut dari dana siap pakai yang ada di BNPB. Menindaklanjuti perintah Presiden tersebut, BNPB segera menggelar rapat internal dan menghubungi para ahli dari Kemenristek Dikti, UGM, BPPT, LIPI, Badan Geologi, dan ITS untuk melakukan rapat koordinasi dalam waktu dekat," ujar Sutopo.
"BNPB nantinya meminta agar pemasangan sistem peringatan dini longsor harus menyeluruh. End to end penanggulangan bencana adalah dari manusia ke manusia sehingga seluruh sistem komprehensif. Alat hanya satu sub sistem. Harus ada sub sistem lain seperti edukasi, pelatihan, partisipasi masyarakat, kearifan lokal, keterlibatan pemda dan lainnya. Sistem harus diterima dan dimengerti oleh masyarakat," tutup Sutopo.
(vid/nrl)