Kemenkum HAM tak mengakui hasil Munas Golkar Bali maupun Ancol. Imbasnya Golkar bisa tak ikut Pilkada serentak 2015.
Partai Golkar memang punya ambisi besar di Pilkada 2015. Bersama KMP, Golkar ingin menguasai daerah dengan memenangkan mayoritas Pilkada serentak. Namun karena kepengurusan Golkar tak ada yang sah maka peluang beringin ikut di Pilkada sama tipisnya dengan harapan islah.
"Golkar bisa kehilangan peluang untuk punya bupati, wali kota, atau gubernur," kata politikus Golkar yang terus menyuarakan munas rekonsiliasi, Hajriyanto Y THohari, kepada detikcom, Selasa (16/12/2014).
Memang Golkar bersama KMP punya ambisi besar di Pilkada serentak yang akan dihelat tahun 2015 mendatang. Bahkan Golkar bersama Koalisi Merah Putih terus menyuarakan KMP di daerah untuk memuluskan tujuan itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hadir juga Sekjen PAN Taufik Kurniawan, Sekjen Golkar Idrus Marham, Waketum Golkar Fadel Muhammad, Wasekjen PKS Fahri Hamzah, Waketum Golkar Sharif Tjitjip Sutarjo, Ali Muchtar Ngabalin, dan lain-lain.
Koordinator KMP Jateng yang juga Ketua DPD Golkar Jateng, Wisnu Suhardono, sudah berani sesumbar soal ambisi KMP Jateng di Pilkada serentak.
"Dari 35 kabupaten/kota di Jateng, dari yang semula kita hanya mempunyai 6 kepala daerah saat ini kita sudah memiliki 12 kepala daerah. Tahun 2015 nanti akan ada 17 kabupaten/kota yang akan menjalankan Pilkada. Kita harus merebutnya. Setidaknya kita harus mempunyai 28 kepala daerah di Jateng ini," ujar Wisnu.
Namun kini mimpi besar Golkar dan KMP itu terancam kandas. Kecuali jika konflik internal Golkar sukses diselesaikan.
(van/rvk)