Hal tersebut dilakukan setelah tebing setinggi 200 meter yang tepat berada di atas permukiman penduduk dusun setempat mengalami rekahan dan berpotensi longsor. Rekahan pada tebing sudah mengitari dusun. Ini disebabkan hujan deras terus menerus mengguyur desa setempat.
"Tadi pagi kabel listrik sudah bergeser, padahal semula kendor tapi tiba-tiba mengencang, itu terlihat ada pergerakan tanah. Warga sempat panik," kata Kepala Desa Tlaga, Slamet, Selasa (16/12/2014) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, pergerakan tanah sudah terlihat sejak tahun lalu. Karena setiap musim hujan tiba, tanah selalu bergerak yang menyebabkan rekahan tanah semakin lebar. "Warga selalu khawatir jika musim penghujan tiba," jelasnya.
Padahal, menurut dia, penanganan dengan membuat bronjor di sisi-sisi tebing itu sudah dilakukan. Tapi, pembuatan bronjong dinilai tidak bisa menahan laju gerakan tanah.
Sementara itu, saat ini warga yang menempati tempat pengungsian belum mendapatkan bantuan yang masuk ke wilayah itu. "Sementara warga "puasa". Yang penting selamat dulu dan tenang," katanya.
Slamet menjaskan, pihaknya sudah menghubungi BPBD Banjarnegara dan melaporkan peristiwa ini. "Belum tahu sampai kapan warga akan mengungsi. Mungkin menunggu situasi benar-benar aman dulu," ujar Slamet.
Peristiwa ini menambah panjang daftar bencana longsor di wilayah Kabupaten Banjarnegara. Sebelumnya, bencana longsor melanda Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Jumat 12 Desember 2014 lalu. Ratusan jiwa menjadi korban, puluhan rumah rata tertimbun tanah, infrastruktur jalan raya pun terputus total.
(rvk/rvk)