Koordinator lingkungan di Pulogebang, Jakarta Timur mengaku tak tahu adanya pabrik miras oplosan milik EHH, pria dengan rambut mohawk. Meski begitu dia mengakui ada dua warga di lingkungan yang tewas diduga akibat miras oplosan milik EHH.
"Kalau produksi tidak tahu, tahunya dia itu hanya jual tuak, mulai jam 4 nggak tahu kalau rumahnya dipakai untuk meracik," ujar Ketua Kordinator Rt 13/17, Abdurahman saat ditemui di rumahnya, Selasa (16/18/2014).
Abdurahman mengatakan sejauh ini pihaknya dapat laporan ada dua warganya yang tewas. Kabarnya diterima kedua orang itu tewas akibat miras.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya korban Rahmat dan Elisya sempat keluhkan rasa sakit di perut. Tak lama dari itu keduanya pun tewas saat mendapat perawatan rumah sakit.
"Keluarga juga bilang itunya sakit," tuturnya.
Sementara Kepala BPOM Dewi Prawitasari mengatakan campur ethanol pada miras oplosan milik EHH dapat mengakibatkan keracunan.
"Korban awalnya merasa sakit dibagian pencernaan ketika sudah mulai parah akan merasakan kebutaan hingga akhirnya meninggal." tutur Dewi.
Reaksi yang timbulkan jika kadar metanol hingga diluar ambang batas. Tak sampai dua jam akan mengeluhkan rasa sakit. "Jika tidak segera ditolong korban bisa tewas," tutupnya.
(edo/ndr)