Ini yang Terjadi di Dalam Kafe Lindt Selama 17 Jam Penyanderaan

Penyanderaan di Kafe Sydney

Ini yang Terjadi di Dalam Kafe Lindt Selama 17 Jam Penyanderaan

- detikNews
Selasa, 16 Des 2014 17:32 WIB
Jennifer Policenni/Getty Images
Sydney -

Guardian Australia berhasil mewawancarai sejumlah sandera dan keluarganya. Dari kesaksian mereka, terangkumlah cerita menegangkan yang terjadi di dalam Kafe Lindt Chocolate, Sydney, selama 17 jam penyanderaan.

Cerita penyanderaan berawal ketika Man Haron Monis (50) datang ke Kafe Lindt, lalu duduk hendak bicara dengan manajer kafe. Dia membawa tas yang ditaruh di kaki. Tak ada yang memperhatikan keanehan di diri pria kelahiran Iran itu.

Para pengunjung kafe baru sadar ada yang tak beres ketika Monis menodongkan pistol pada sang manajer. Monis berdiri sambil mengacungkan senjata dan meminta setiap orang di kafe agar berdiri dengan kedua tangan terangkat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sambil berteriak, Monis mengaku sebagai perwakilan ISIS dan aksi tersebut adalah serangan teroris. Dia juga menakut-nakuti warga dengan menyebut ada bom di gedung tersebut. Dia memaksa pengunjung untuk menuruti instruksinya.

Setelah itu, Monis mengunci pintu kafe dan melarang siapa pun di dalam kafe bergerak. Mereka harus tetap mengangkat tangan. Suasana yang tadinya riuh berubah jadi mencekam.

Sempat ada seorang wanita yang ingin masuk ke dalam kafe karena belum tahu situasi di dalam, kemudian dilarang oleh Monis dengan mengacungkan senjata. Wanita tersebut kemudian memberi kabar pada polisi. Tak lama berselang, seluruh area di Martin Place, dievakuasi.

"Operasi polisi sedang berlangsung di Martin Place. Masyarakat diminta menghindari area tersebut," demikian isi twitter dari kepolisian setempat.

Sementara di dalam kafe, Monis terus menebar teror pada sanderanya. Ada sandera yang menangis, berteriak. Namun tak ada yang digubris oleh Monis.

Sempat ada pengunjung kafe yang menerima panggilan telepon, namun buru-buru dihardik oleh pria yang pernah membunuh mantan istrinya tersebut. "Simpan ponselnya!" teriak Monis.

Monis sadar tidak bisa mengontrol semua sandera. Karena itu, dia meminta mereka mengelilinginya. Kemudian Monis mulai beraksi. Dia meminta mereka untuk menyampaikan pesan dan tuntutannya lewat media sosial, telepon ke media dan pesan video.

Ada tiga tuntutan Monis, yakni: ingin bicara dengan PM Tony Abbott (sebagai gantinya lima sandera dibebaskan), publik harus mendeklarasikan aksinya sebagai bagian dari perjuangan ISIS dan mengibarkan bendera ISIS.

Dia menuntut agar pesannya itu disiarkan oleh kantor berita 2GB, Nine, Seven dan ABC. Namun tak ada media yang menggubrisnya.

Lalu, dia meminta sanderanya membacakan tuntutan lewat video. Rekaman itu sempat tayang di YouTube, namun akhirnya dihapus pada pukul 00.30 pagi waktu setempat, Selasa (16/12).

Monis memilih empat wanita untuk tampil di videonya. Semua ucapan diarahkan oleh Monis. Salah satu sandera adalah pengacara Julie Taylor yang sedang hamil.

“My name is Julie Taylor, I’m a barrister in Sydney, this is a message for Tony Abbott. We are here with … ummm … our brother, who has asked for three simple things, and the first is that Tony Abbott calls him, live in the media, to have a short conversation. If he does that five of us will be allowed to go. We can’t understand why that hasn’t happened.

“The second is that he wants the politicians to announce the truth which is that this is an attack by Islamic State on Australia. And if that’s done then two of us will be allowed to go."

“And the third is that he wants an Islamic State flag delivered to us here. And if you do that then one of us will be let go.” Pernyataan Taylor dipotong oleh suara seorang perempuan: “OK, that’s it.”

Pesan dari Monis tak ada yang didengar. Dia pun kesal. Hal ini membuat para sandera ketakutan, bahkan sudah pesimistis bisa selamat.

"Dia tahu pesannya tidak sampai. Dia jadi marah dan lebih marah," ujar salah seorang sandera yang tak mau disebut namanya.

Ada juga momen 'tenang' di dalam kafe. Para sandera diizinkan untuk mengambil minum, dan seorang wanita yang sedang dalam pengobatan dipersilakan meminum obat. Seorang sandera ada juga yang izin ke toilet. Dia lalu menyuruh salah seorang pegawai kafe untuk mengawal.

Dua orang yang izin ke toilet kemudian memanfaatkan kesempatan itu untuk kabur. Termasuk salah seorang pegawai kafe yang mengawal mereka. Dia juga keluar lewat pintu darurat.

"Jika pintu itu tidak bisa dibuka, saya yakin akan ditembak di bagian belakang," ucap pria tersebut.

Dua pegawai Lindt lainnya juga berhasil kabur lewat pintu darurat. Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 17.00 waktu setempat, Senin (15/12).

Menginjak malam, seorang pegawai kafe diminta mematikan lampu. Suasana pun gelap.

Nah, cerita menjelang akhir drama penyanderaan masih belum jelas benar. Polisi masih menyelidikinya. Namun ada laporan, sebuah aksi heroik terjadi di jam-jam setelah tengah malam. Ada seorang sandera yang berusaha mengambil pistol dari tangan Monis. Suara tembakan pun terdengar.

Diduga, pria heroik tersebut adalah sang manajer kafe yang tewas, Tori Johnson. Polisi kemudian merangsek masuk ke dalam kafe.

Suasana chaos pun terjadi. Tidak jelas bagaimana detail cerita saat momen ini. Ada yang mengabarkan, satu korban tewas lainnya Katrin Dawson yang berusaha melindungi rekannya sesama pengacara yang sedang hamil.

Sandera-sandera lain pun akhirnya keluar dari kafe. Hingga belakangan dipastikan Monis pun tewas.

(mad/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads