Pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menegaskan bahwa keberadaan makam keramat tidak akan mengganggu pengeoperasian Waduk Jatigede. Waduk ini tetap akan digenangi air dalam waktu dekat.
Direktur Jenderal Sumberdaya Air (SDA) Kementerian PUPR Mudjiadi menjelaskan, beroperasinya Waduk Jatigede punya arti penting bagi masyarakat sekitar. Ada ribuan hektar sawah yang bergantung pada air yang mengalir dari Waduk ini.
"Waduk ini akan mengairi 90.000 hektar sawah di Sumedang. Kalau ini sudah beroperasi, sawah di Sumedang bisa tanam dua kali bisa panen dua kali setahun," kata Mudjiadi di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Selasa (16/12/2014)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada PLTA kapasitas 110 mega watt. itu sudah ditenderkan oleh PLN dan sekarang sudah memasuki tahap konstruksi. PLTA itu butuh penggerak dari aliran air, kalau airnya nggak ada, ya nggak ngalir listriknya," tegas dia.
Sementara itu, terkait keberadaan makam-makam keramat yang sempat mengganjal beroperasinya Waduk Jatigede ini, Mudjiadi menegaskan pihaknya tetap akan memberikan perhatian.
Saat ini, kata dia, sedang berlangsung proses pemindahan makam keramat yang jumlahnya mencapai 15 buah. Untuk melakukan pendekatan kepada warga, pihaknya menggandeng Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
"Karena di situ ada tokoh yang jadi penjaga makam, jadi butuh pendekatan. Kami kerjasama dengan Kementerian Kebudayaan," pungkas dia.
Problematik mematik polemik berkaitan pembangunan Waduk Jatigede di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Selain sengkarut ganti rugi lahan dan relokasi warga, satu masalah mencuat soal bertebaran situs cagar budaya yang mayoritas berupa makam leluhur Sumedang. Makam yang dikeramatkan warga itu terancam tergenang lantaran berada di zona genangan bendungan.
Balai Pengelolaan Keperbukalaan Sejarah dan Nilai Tradisi (BPKSNT) Disparbud Jabar mencatat sebanyak 48 situs cagar budaya terkena dampak pembangunan bendungan raksasa Jatigede. Jumlah tersebut terdiri 33 situs akan terendam dan 25 situs tak tenggelam. Data 33 situs yang bakal tergenang, BPKSNT memetakan 30 direlokasi dan 3 tidak direlokasi.
Proses secara bertahap, sejak 2009 hingga 2013, sudah 15 situs berhasil dipindahkan. "Hingga kini yang belum direlokasi atau ditangani sebanyak 15 situs," ucap Kasi Keperbukalaan BPKSNT Disparbud Jabar Ayie Atikah sewaktu berbincang bersama detikcom, akhir pekan lalu.
(dna/ndr)