Samad Cerita Diplomasi Cerdik Ala Bung Karno Tanpa Terseret Gratifikasi

Samad Cerita Diplomasi Cerdik Ala Bung Karno Tanpa Terseret Gratifikasi

- detikNews
Selasa, 16 Des 2014 13:33 WIB
Ketua KPK Abraham Samad di tengah (foto:dok detikcom)
Jakarta - Diplomasi yang biasa dilakukan oleh para pejabat negara biasa dilakukan dengan cara yang baik dan membuat pihak lain senang. Ketua KPK Abraham Samad mengatakan seorang pejabat negara harus pintar-pintar berdiplomasi, jangan sampai terseret kasus gratifikasi.

"KPK jangan dianggap anti diplomasi, tapi kita harus pintar-pinta bagaimana cara berdiplomasi tersebut," kata Samad.

Hal tersebut disampaikan Abraham saat memberikan sambutan di acara "Penandatanganan MoU Pakta Integritas Gratifikasi antara Kemlu, KPK, Kemen PAN RB, dan Ombudsman" di gedung Pancasila Kemlu, Jalan Pejambon, Jakarta Pusat, Selasa (16/12/2014). MoU ini bertujuan untuk menciptakan kementerian yang bersih dan profesional. Hadir juga dalam acara tersebut Menlu Retno Marsudi, Menteri PAN RB Yuddy Chrisnandi, perwakilan Ombudsman Muhammad Khairul Anwar dan sekitar 50 pegawai Kemlu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Samad mencontohkan diplomasi cerdik tanpa tersenggol masalah gratifikasi yang dilakukan Bung Karno. Kala itu Bung Karno menghadiri acara KTT Nonblok dan dia berusaha mempengaruhi semua peserta KTT untuk setuju dengan isi pidatonya.

"Waktu Bung Karno menghadiri KTT Nonblok, dia tiba-tiba membisiki Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru dan Tito (Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito) kemudian mereka berdua mengangguk. Menurut pemimpin-pemimpin negara lain mereka berdua menyetujui (pidato Soekarno di) KTT Nonblok," cerita Samad.

Namun ternyata, yang dibisikkan Bung Karno saat itu bukan seperti yang dipikirkan para pemimpin dunia yang hadir. Bung Karno membisikkan hal ringan yang pasti akan dijawab iya oleh Nehru dan Tito.

"Tahu nggak apa yang dibisikkan Bung Karno? Nehru nanti malam saya akan ajak kamu makan. Kemudian Nehru mengangguk dan begitu juga dengan Tito," ucap Samad disambut tawa audiens.

"Itu salah satu cara diplomasi Bung Karno," tambahnya.

(slm/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads