"Buat apa lagi ada Munas (rekonsiliasi) lagi? Sudahlah, kami merasa sudah sah. Begini, dulu kan Pak Akbar mengusulkan Munas Januari 2015 dan kami sudah setuju. Tapi ketika Ical (Aburizal Bakrie) tak setuju dan mempercepat ke 30 November, itu Pak Akbar nurut saja. Alasannya adalah Rapimnas. Nah kami takut kalau nanti ada Munas rekonsiliasi justru Ical intervensi lagi. Kalau nanti ada intimidasi gimana?" ujar Leo saat dimintai pendapat, Selasa (16/12/2014).
Leo berkukuh bahwa Munas yang diselenggarakan di Jakarta jauh lebih demokratis dan menjalankan prinsip partai. Sementara itu Menkum HAM juga menyatakan masih mengakui kepengurusan hasil Munas VIII Golkar di Riau pada 2009 lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, Bendum Sari Yuliati yang berada satu kubu dengan Leo berharap tetap ada Munas rekonsiliasi. Dia ingin situasi politik internal Golkar kembali kondusif.
"Saya sebagai kader Golkar, saya ingin partai ini damai, dengan melepaskan egonya," ujar Sari di kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Selasa (16/12/2014).
(bpn/van)