Sandera termuda di Kafe Lindt, Sydney, Australia yang berhasil selamat diidentifikasi sebagai Jarrod Morton Hoffman yang baru berusia 19 tahun. Hoffman dipaksa pelaku untuk menyampaikan tuntutannya kepada media.
Mahasiswa University of Technology di Sydney ini berbicara via telepon kepada beberapa media untuk menyampaikan pesan pelaku, yang diidentifikasi bernama Man Haron Monis, selama penyanderaan berlangsung pada Senin (15/12).
Seperti dilansir news.com.au, Selasa (16/12/2014), pemuda ini menuturkan kepada Daily Telegraph dan radio 2GB, bahwa pelaku meminta bendera ISIS dan ingin berbicara via telepon dengan Perdana Menteri Australia Tony Abbott.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia (pelaku-red) bilang, mata dibayar mata; jika seseorang kabur, orang lain mati," ucapnya.
"Saya ditodong dengan shotgun di kepala saya dan dia ingin semua permintaannya dipenuhi. Kami semua ketakutan, saya tidak pernah berpikir akan ditodong shotgun di kepala. Iya kami butuh bantuan, tapi itu hanya akan terjadi jika permintaannya dipenuhi. Kami diperlakukan dengan baik," tutur Hoffan dalam sambungan telepon, kemarin (15/12).
Saat mengakhiri sambungan telepon, suara Hoffan terdengar sedikit gelisah, dan dia mengatakan: "Dia datang sekarang. Bye."
Hoffman merupakan salah satu dari 17 sandera yang berhasil selamat dari insiden penyanderaan maut di Kafe Lindt, yang berakhir setelah 17 jam. Sekitar 5 sandera berhasil menyelamatkan diri pada Senin (15/12) sore, sebelum beberapa sandera lainnya selamat pada Selasa (16/12) pagi, hingga akhirnya polisi melakukan penyerbuan ke dalam kafe dan menewaskan pelaku.
Dua sandera, yakni Katrina Dawson (38) yang seorang pengacara dan ibu 3 anak serta Tori Johnson (34) yang merupakan manajer kafe tersebut, tewas dalam insiden itu.
(nvc/ita)