Menurut Ace, selama proses islah baik kubu Agung maupun Ical tidak boleh ada yang mengeluarkan pernyataan provokatif dan arogan sehingga bisa memperkeruh suasana.
"Ya, itu yang saya kira jangan memperkeruh suasana, iya kan. Jangan arogan. Kalau kita mau islah, posisinya harus cool, bersama-sama, saling menghormati, satu sama lain saling menghargai, harus sama-sama, duduk sama tinggi, duduk sama rendah," kata Ace kepada detikcom, Selasa (16/12/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain kepengurusan, hasil Munas Bali dan Munas Ancol juga menghasilkan keputusan yang berbeda. "Soal rekonsiliasi kami menegaskan, bukan hanya masalah kepengurusan tetapi ada yang lebih utama bagaimana dengan rekonsiliasi substansi kedua munas yang bertolak belakang," ujar Agun.
Segala perbedaan terkait hasilnya harus dilihat karena menyangkut prinsip organisasi. "Yang satu KMP bersifat permanen, kalau kami bubarkan KIH-KMP. Kalau yang satu penyeimbang, kami mendukung pemerintahan yang sah sesuai doktrin karya dan kekaryaan. Yang satu dipilih DPRD, kalau kami langsung rakyat. Bagaimana dengan kepanitiaannya, materinya, waktunya, perlu dipertimbangkan dengan cermat," tutur mantan Ketua Komisi II DPR itu.
(erd/nrl)