Rhenald mencontohkan, Menteri Susi yang diketahui hanya berijazah SMP, dapat begitu menonjol dengan gebrakan-gebrakan barunya dalam dunia perikanan dan kelautan. Perempuan nyentrik ini bahkan sebelumnya telah melalangbuana di dunia internasional dalam bisnis ekspor ikan.
"Menteri Susi adalah salah satu cerminan bahwa manusia bisa belajar di luar sekolah. Jadi kalau sekarang kita mengandalkan sekolah, seperti yang disebutkan, bahwa komponen kurikulum hanya 5 persen," tuturnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Misalnya orang tua yang mengeleskan anaknya matematika. Dia kemudian paling pandai dalam berhitung di kelasnya. Tapi apakah itu jaminan dia bisa bersaing di dunia global setelah dewasa?" ujarnya.
Saat ini, metode yang diajarkan di sekolah-sekolah di Indonesia terlalu banyak menghafal. Padahal menurutnya yang paling penting adalah cara berpikir kritis.
"Pendidikan di zaman baru ini tidak mudah. Ini zaman ketidakpastian," kata pendiri lembaga Rumah Perubahan ini.
Untuk itu, butuh perjuangan besar agar bangsa kita bisa bersaing dalam kancah internasional. "Anak-anak kita harus dididik keluar dari zona nyaman," tutupnya.
(kff/gah)