"Kepala dinas jangan takut urusan administratif. Kontrak (pengadaan buku) dijalankan saja. Buku dirikimkan saja ke sekolah," kata Anies usai diskusi Perspektif Indonesia yang digelar Smart FM di Restoran Gado-gado Boplo, Jl Gereja Theresia, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (13/12/2014).
Kekhawatiran ini memang terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia. Berdasarkan temuan Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), ada sekolah yang dipaksa tetap menerapkan Kurikulum 2013 dengan alasan sudah menggunakan anggaran untuk membeli buku.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Buku diterima, sekolah wajib membayar sesuai jumlah buku yang diterima. Untuk sementara, dimanfaatkan di perpustakaan. Ketika sudah siap, baru dipakai di kelas," ujar mantan Rektor Universitas Paramadina ini.
Saat ini, Kurikulum 2013 diterapkan di 3% sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia sebagai bentuk percontohan. Secara bertahap, semua sekolah akan kembali menjalankan kurikulum tersebut. Anies meminta semua pihak tidak membatasi diri dengan hambatan-hambatan administratif.
"Ke semua pihak, yuk kita nomor satukan anak-anak didik," ajak Anies.
(imk/gah)