Seperti yang dialami oleh Amie, korban pencopetan di Kopaja 19 jurusan Tanah Abang-Ragunan. Kejadian ini dilaminya pada Sabtu (6/12/2014) lalu. Saat itu Amie yang merupakan karyawan swasta ini naik Kopaja dari FX menuju Sarinah.
"Saat naik, Kopaja penuh sesak. Kemudian banyak penumpang yang turun di Stasiun Sudirman, karena tujuan saya ke Cikini, saya berpikir akan turun di Sarinah saja untuk kemudian mengambil taksi dari sana," cerita Amie dalam surat elektronik yang kirimkan ke redaksi@detik.com, Kamis (11/12/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka kelihatan tidak saling kenal, makanya saya tidak curiga," ucapnya.
Saat Amie akan turun di Sarinah, keempat pria itu juga ikut bersiap turun. Posisinya, dua pria di depan pintu dan dua di belakang Amie.
"Ketika turun, satu orang di belakang menepuk pundak saya dan berkata ada kotoran burung di punggung saya. Saya sontak sibuk meraba ke belakang punggung sambil berjalan untuk turun dari Kopaja," ujar Amie.
Ternyata, tepukan di pundak itu hanya modus yang biasa dilakukan oleh komplotan pencopet itu. Saat kaki Amie menginjak aspal jalan, dia sadar headphone yang dikenakannya sudah tidak mengalunkan musik yang diputar sejak dia naik Kopaja.
"Ketika saya cek, saya tidak bisa menemukan HP saya lagi, sementara Kopaja sudah melaju kencang dan pria yang turun bersama saya sudah lari," katanya.
Tukang ojek setempat mencoba menawarkan untuk mengejar pencopet tersebut. Amie pun ikut naik motor mereka. Namun ternyata Amie malah dibawa ke perkampungan sepi.
"Mereka membawa saya ke perkampungan sepi. Saya minta turun di jalan saja dan akhirnya naik taksi menuju rumah," tutupnya.
Amie berpesan, agar para penumpang terutama wanita berhati-hati jika naik kendaraan umum dan jangan mudah percaya terhadap orang yang baru dikenal.
(slm/mad)