Saat itu, Armelly berangkat dari rumahnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Awalnya dia ingin menumpang taksi, namun karena taksi tak kunjung datang, akhirnya Armel memutuskan untuk naik bajaj.
"Naik bajaj BBG, aku mau ketemu teman di Plaza Indonesia," kata Armel saat dihubungi detikcom, Rabu (11/12/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bajaj melaju seperti biasanya. Namun saat berada di Jl Wahid Hasyim, Menteng, tiba-tiba ada dua orang naik motor, mereka mepet ke bajaj yang ditumpangi Armel.
"Tas saya dijambret sama yang dibonceng dari arah pintu samping bajaj. Cepat sekali kejadiannya, saya sempat teriak tapi mereka sudah kabur jauh," ucap Armel.
Sopir bajaj yang melihat kejadian itu pun tak bisa berbuat apa-apa. Tas dan barang berharga Amel lenyap dibawa kabur penjambret "spesialis bajaj" itu.
Menurut Armel di lokasi itu memang sering terjadi perjambretan. "Enggak cuma saya korbannya, banyak yang lain," terang Armel.
Kejadian penjambretan kedua yang dialaminya terjadi di lampu merah Senen, Jakarta Pusat. Saat itu dia menumpang bajaj dari kantornya di kawasan Kota. Armel duduk di pinggir pintu masuk bajaj dan dia mengenakan kalung emas.
"Pas lampunya mau hijau, tiba-tiba ada dua orang ambil kalung aku," ucap Armel.
Untungnya kali ini Armel bisa melawan para penjambret itu. "Pas tangannya ambil kalung, aku melawan. Aku cakar tangannya sampai akhirnya dilepas. Kalungnya nggak berhasil diambil," cerita Armel.
Kejadian ini membuat Armel lebih waspada jika berkendara. Dia berharap kejadian ini tidak menimpa penumpang yang lain.
"Lebih hati-hati kalau naik bajaj. Kalau bisa tasnya jangan ditaruh di pinggir pintu bajaj atau di pangkuan," sarannya.
(slm/mad)