"Terdapat upaya-upaya dari masyarakat mengganti baju para korban dari baju sipil kasual diganti dengan baju sekolah, maksud penggantian baju tersebut sedang didalami," kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Sulistyo Pudjo dalam keterangan tertulisnya, Kamis (11/12/2014).
"Mungkin penghormatan karena anak sekolah. Kan foto-fotonya awal dan sebelum dimakamkan," imbuhnya saat disinggung awal mula pengungkapan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peristiwa yang terjadi Senin kemarin itu bermula dari dugaan kesalahpahaman di Pondok Natal, Gunung Merah, karena ada pengendara motor tanpa lampu yang tidak terima ditegur dan menyebabkan pengendara motor tersebut marah.
Pengendara itu kemudian membawa 7 rekannya dan terjadilah perkelahian antara masyarakat dengan warga setempat. Rentetan kejadian terus terjadi. Dini harinya, kantor KPUD terbakar. Keesokan harinya, terjadi pemalangan oleh warga dan menuntut bupati setempat hadir. Upaya membuka palang dalam negosiasi yang dilakukan Kabagops Polres tidak menbuahkan hasil.
"Masyarakat menolak karena menunggu kehadiran bupati," kata Pudjo.
Di lokasi pemalangan, beberapa masyarakat melakukan perusakan terhadap mobil Kabagops. Mobil dirusak dengan cara dikampak.
"Polri mundur dari lokasi pemalangan. Tetapi tak lama berselang lewat mobil Rush TNI Yon 763 di lokasi pemalangan berisikan 7 anggota dipimpin Lettu Bangun yang hendak ke Kota Enarotali," beber Pudjo.
Salah satu anggota kemudian turun melihat ada pemalangan. "Tetapi ada masyarakat hendak merebut senjata anggota tersebut dan kemudian anggota bereaksi dengan mengeluarkan tembakan ke atas," kata Pudjo.
Bukan mereda, masyarakat justru mengejar ke mobil yang membawa ketujuh personel tersebut dan mundur. Masyarakat yang mengamuk berupaya menghancurkan mobil tersebut dengan kapak, kayu, dan parang. "Seluruh anggota selamat walau mobil hancur," jelasnya.
Masyarakat dari Gunung Merah menuju ke Enarotali dengan berjalan kaki. Sepanjang jalan massa terus bertambah jumlahnya. Kemudian melewati Polsek dan melempari batu dan menuju ke Koramil dan menyerangnya dengan batu, panah dan tombak.
"Anggota di Koramil bertahan di dalam Koramil, setelah itu sebagian ada yang menyerang ke Polsek lagi, anggota di Polsek bertahan ke dalam markas," beber Pudjo.
Setelah aksi penyerangan itu, barulah diketahui ada empat korban tewas. Dengan rincian dua orang meninggal di pinggir pagar di lapangan Gobay depan Koramil, yaitu Alpius You dan Alpius Gobay, dan dua orang di kebun di depan Koramil kanan bandara, yaitu Yulian Yeimo dan Simon Degey.
"Untuk korban meninggal 4, saya ulang 4, korban luka ada 10 orang dengan rincian 2 rawat jalan, 7 rawat inap, dan 1 minta pulang," kata Pudjo.
(ahy/rmd)