Andrea Salma (39) meninggal dunia setelah menjadi korban aksi penjambretan di Pancoran, Jakarta Selatan. Dia menghembuskan nafas terakhir malam tadi setelah sempat koma beberapa hari. Banyak yang kehilangan sosoknya, apalagi dia adalah seorang single parent dan juga tulang punggung keluarga.
Novi, wanita yang sudah menjadi teman dekat Andrea sejak tahun 2000 menceritakan, Andrea adalah anak pertama dari tujuh bersaudara. Dia berasal dari Bandung, Jawa Barat, dan bekerja di Jakarta sebagai freelance untuk perusahaan kontraktor dan supplier alat pemadam kebakaran.
"Dia tulang punggung bagi keluarganya di Bandung," kata Novi saat berbincang dengan detikcom, Kamis (11/12/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara pribadi, Andrea dikenal sebagai sosok yang ceria, pekerja keras dan selalu senang membantu orang lain. Novi dan para sahabat sangat kehilangan dan terpukul begitu tahu peristiwa nahas yang menimpa rekannya tersebut.
"Dia orangnya ceria, penuh semangat. Sakit juga nggak pernah ngeluh. Dia senangnya cerita sama orang terdekat saja," kenang Novi.
Novi berharap, pelaku penjambretan itu bisa segera tertangkap. Dia sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk memantau kasus ini. Proses penyelidikan juga terus berjalan.
"Pelakunya harus ditangkap. Jangan sampai ada korban lagi," harapnya
Andrea dijambret tasnya oleh pelaku yang mengendarai motor Kawasaki Ninja 250 di dekat gedung Bidakara, Jl Gatot Subroto, Pancoran, Jaksel, pada Jumat 5 Desember sekitar pukul 24.00 WIB. Sempat terjadi adegan tarik menarik tas dengan pelaku, hingga akhirnya Andrea tumbang. Kepalanya cedera cukup parah karena terjatuh ke aspal. Sempat beberapa hari koma, Andrea meninggal dunia pukul 21.00 WIB, Rabu 10 Desember.
(mad/nrl)