Eks Direktur CIA Sebut Laporan Interogasi Sadis Kabar Bohong

Interogasi Sadis CIA

Eks Direktur CIA Sebut Laporan Interogasi Sadis Kabar Bohong

- detikNews
Kamis, 11 Des 2014 03:00 WIB
Mantan Direktur CIA, George Tenet (Foto: Reuters)
Jakarta -

Mantan Direktur CIA, George Tenet, angkat bicara terkait teknik interogasi CIA yang dinilai sadis dan brutal. Sebaliknya, George mengatakan laporan Senat Amerika Serikat soal interogasi sadis sarat penyiksaan oleh agen intelijen AS itu bohong.

Demikian dilansir dari Reuters, Kamis (11/12/2014). George bersama eks petinggi CIA yakni Porter Goss dan Michael Hayden serta tiga mantan wakil direktur lainnya menyebut isi laporan tersebut menipu publik, terutama tentang serangan teroris 11 September 2001 di Amerika Serikat.

"Sebuah studi secara sepihak telah merusak fakta dan interpretasi. Pada dasarnya apa yang dilakukan pada lembaga ini untuk melindungi Amerika setelah serangan 9/11 lalu," ujar mereka dalam sebuah artikel yang diterbitkan di Wall Street Journal, Rabu (10/12) lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kesimpulan dalam laporan itu menyatakan CIA telah gagal dalam menjalankan tugas dengan baik selama masa kepemimpinan George W Bush. Namun, George mengatakan pihaknya tidak pernah melacak keberadaan apalagi mengeksekusi mati pimpinan Al Qaeda Osama bin Laden pada 2011 lalu tanpa petunjuk informasi yang diperoleh dari hasil interogasi.

Metode yang digunakannya justru dianggap berhasil dalam penangkapan kaki tangan Al Qaeda. Informasi yang diperoleh CIA diklaim telah menyelamatkan ribuan nyawa umat manusia, termasuk dari serangan yang tampak akan terjadi di Pantai Barat AS yang bisa jadi mirip dengan Tragedi 11 September.

Mereka juga membantah dengan tegas pernyataan Senat yang menyebut lembaganya 'menyesatkan' Gedung Putih, Departemen Kehakiman, Kongres dan masyarakat tentang metode interogerasi. Dikatakannya, mereka selalu melapor dan mengkonfirmasi setiap informasi yang didapatkan sehingga terjalin komunikasi dua arah yang transparan.

"Kami telah melakukan segala sesuatunya dengan baik, termasuk dalam keadaan darurat sekalipun. Kami melaporkan kejadian yang mungkin tidak seharusnya terjadi sewaktu perang ke inspektur jenderal CIA atau Departemen Kehakiman untuk berusaha mengambil keputusan yang korektif," lanjutnya.

Lebih lanjut, mantan pejabat CIA menganggap mungkin Senat tengah berniat mengkritik salah satu dari mereka terkait metode interogasinya. Namun, kesimpulan yang diambilnya justru menggeneralisir dan tidak berimbang.

(aws/fdn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads