.webp)
Program tayangan 'Eaten Alive' menuai kritik karena dianggap kejam terhadap binatang, dalam hal ini anaconda yang menjadi sasaran eksperimen. Namun pakar reptil Paul Rosolie yang merelakan diri diserang anaconda menegaskan ular raksasa itu tidak disiksa.
"Kami tidak memaksa ularnya melakukan apapun, kami tidak meminta sesuatu luar biasa dari ular tersebut," ucap Rosolie soal kondisi ular tersebut pasca menyerang dan nyaris menelannya, seperti dilansir AFP, Senin (8/12/2014).
Rosolie menegaskan bahwa anaconda betina sepanjang 6 meter tersebut masih hidup dan dalam keadaan baik, setelah pengambilan gambar dilakukan untuk acara 'Eaten Alive' yang tayang di Discovery Channel pada Minggu (7/12) waktu AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak diketahui pasti luka apa saja yang diderita Rosolie akibat lilitan anaconda tersebut. Namun dia menunjukkan sejumlah luka sobek dan memar yang ada di tangannya, yang saat itu dililit dengan hebat oleh tubuh anaconda.
Meski menggunakan baju khusus dari bahan karbon fiber yang disebut tahan lilitan ular, namun ternyata kekuatan anaconda yang sebenarnya mampu melukai Rosolie yang telah menggunakan baju pelindung.
Helm pelindung yang melindungi kepala Rosolie dari cengkeraman rahang anaconda pun diketahui retak dan terdapat bekas gigi taring si ular raksasa tersebut pada bagian depan.
"Hal terakhir yang saya ingat ialah, dia (anaconda) membuka rahangnya lebar-lebar dan semuanya gelap," tutur Rosolie seperti dilansir Daily Mail.
"Saya lemas dan membiarkannya melilit saya. Yang saya pikirkan saat itu hanya: 'Makan, makan, makan!' Dia melilit tubuh saya dan saya merasa pakaian pelindung saya retak dan lengan saya keluar dari sendinya," ceritanya.
Menurut Rosolie, anaconda tersebut melilit tubuhnya selama 1 jam, sebelum akhirnya dia diselamatkan.
(nvc/mad)
