Anies mengakui jika timbul anggapan ganti pemerintah, berganti juga kebijakan. Namun dia tidak ambil pusing dengan stigma itu. Penghentian kurikulum dinilainya sebagai jalan terbaik bagi siswa.
"Kalau saya diamkan supaya tidak dapat label itu, anak-anak jadi masalah. Ya sudah lebih baik menterinya yang tanggung beban tadi. Dari pada saya membiarkan anak-anak terus hadapi masalah akibat kurikulum," jelas Anies di Istana Negara, Jakarta, Senin (8/12/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Konsentrasi harus pada kualitas guru," sambungnya.
Khusus soal Kurikulum 2006, pihaknya juga tidak menemukan adanya kelemahan sehingga harus diganti. Seandainya dokumen soal kelemahan itu ditemukan, pihaknya bisa tahu alasan kuat penerapan Kurikulum 2013.
"Salah satu hal yang kita cari, tidak kita temukan dokumen yang menjelaskan kenapa kurikulum 2006 harus diubah. Kok langsung harus diubah. Dokumennya mana? Kajian akademiknya mana yang menunjukkan kurikulum 2006 bermasalah sehingga harus sesegera mungkin diganti. Itu nggak ketemu," tandasnya.
(mok/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini