Presiden Venezuela: Rasisme di AS Semakin Parah di Bawah Obama

Presiden Venezuela: Rasisme di AS Semakin Parah di Bawah Obama

- detikNews
Senin, 08 Des 2014 15:28 WIB
Nicolas Maduro (Getty Images)
Caracas - Presiden Venezuela Nicolas Maduro menyindir praktik rasisme di Amerika Serikat yang menurutnya semakin buruk pada era Presiden Barack Obama. Komentar Maduro ini terkait kerusuhan rasial pasca insiden tewasnya pria kulit hitam.

Maduro mengaku terkejut dengan maraknya kasus penembakan warga kulit hitam oleh kepolisian AS di beberapa negara bagian. Yang semakin memicu keprihatinan, polisi-polisi yang menembak mati warga kulit hitam tersebut tidak akan diadili untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

"Ini sangat dramatis," sebut Maduro kepada jaringan televisi setempat, Telesur, seperti dilansir Reuters, Senin (8/12/2014).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sepertinya rasisme di AS memang sudah semakin buruk sejak kedatangan Obama sendiri," imbuhnya.

Insiden penembakan warga kulit hitam yang terjadi di Ferguson, Missouri dan juga pencekikan warga kulit hitam di New York, beberapa waktu lalu memicu unjuk rasa besar-besaran di berbagai penjuru AS. Bahkan di beberapa wilayah berujung kerusuhan dengan polisi.

"Saya meminta maaf karena untuk beberapa batasan, saya menghormati Obama secara personal. Tapi saya pikir dia tersandera oleh kekuasaan yang sebenarnya di AS, dan memutuskan untuk tidak melawan. Dia capek, dia lelah," ucap Maduro.

Hubungan AS dengan Venezuela memang tidak pernah harmonis, bahkan semenjak pendahulu Maduro, Hugo Chavez berkuasa pada tahun 1999 lalu. Pemerintahan AS sering mengkritisi Venezuela. Kini dalam kepemimpinan Maduro, pemerintahan Obama juga masih gencar mengkritisi Venezuela.

Yang terbaru, AS mengkritisi penangkapan pemimpin unjuk rasa Leopoldo Lopez yang kemudian dijebloskan ke penjara sejak Februari lalu. Lalu juga persidangan tokoh oposisi Maria Corina Machado yang dituding merencanakan pembunuhan Maduro.

Atas kritikan tersebut, Maduro menyebut AS munafik. Dia juga menuding Kedubes AS di Caracas sengaja mencampuri urusan dalam negeri Venezuela.

"Perilaku mereka berbahaya. Campur tangan kedutaan AS mulai tidak bisa ditolerir. Saya mengevaluasi hubungan kedua negara," ungkapnya.

(nvc/mad)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads