4 Fakta Pembunuhan Edy Si Agen Pencari Kerja di Cempaka Putih

4 Fakta Pembunuhan Edy Si Agen Pencari Kerja di Cempaka Putih

- detikNews
Senin, 08 Des 2014 11:53 WIB
4 Fakta Pembunuhan Edy Si Agen Pencari Kerja di Cempaka Putih
Jakarta - Seorang pria bernama Edy Supriyadi ditemukan (50) tewas di sebuah kosan di Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Saat ditemukan, jenazah pria yang diakui keluarganya homoseksual ini penuh dengan luka tusuk. Polisi telah mengamankan satu tersangka pembunuh pemilik agensi pencari kerja ini.

Jenazah Edy ditemukan pada Jumat (5/12) lalu. Pemilik kos bernama Joko (40) yang hendak menagih biaya kos bulanan curiga saat mencium bau busuk di kamar Edy. Mendapati pintu kamar tak terkunci, Joko langsung masuk. Betapa kagetnya ia begitu membuka pintu dan menyaksikan kondisi Edy yang bersimbah darah dan penuh luka tusuk. Polisi menyatakan Edy memiliki kelainan karena menyukai sesama jenis.

Edy kemudian dibawa ke RSCM untuk diautopsi. Dari lokasi kejadian, petugas menemukan sejumlah identitas korban seperti SIM A, KTP DKI Jakarta beralamat Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur, serta paspor dengan visa haji.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut ini adalah 4 fakta pembunuhan Edy Supriyadi:

Pelaku Pembunuhan Tak Punya Hubungan dengan Edy

Pembunuh Edy diringkus petugas di Tegal, Jawa Tengah. Polisi menyebut pelaku pembunuhan berinisial GP tak memiliki hubungan spesial dengan Edy.

"Hubungannya sekadar teman baru kenal," ujar Kasat Reskrim Polres Jakarta Pusat, AKBP Tatan Dirsan, Minggu (7/12/2014).

Tersangka berinisial GP melarikan diri ke Tegal, Jawa Tengah, usai membunuh Edy. Informasi keberadaan GP berhasil diketahui dari hasil pendalaman saksi dan rekan tersangka. "Tersangka tidak melakukan perlawanan, penangkapan dilakukan oleh tim Resmob Polres Jakarta Pusat," ujar Tatan Dirsan.

Pelaku Kesal Karena Kemaluannya Dipegang Edy

Pelaku pembunuhan Edy diringkus di Tegal, Jawa Tengah. Kepada petugas GP mengaku sempat bertikai dengan korban karena risih kemaluannya dipegang korban.

"Mereka terlibat pertikaian lantaran tersangka merasa risih saat kemaluannya dipegang oleh korban," ujar Kasat Reskrim Polres Jakarta Pusat, AKBP Tatan Dirsan, Minggu (7/12/2014).

Sebelum peristiwa pembunuhan itu, GP tengah meminta kejelasan atas pekerjaan yang pernah ditawarkan Edy. Hal itu diketahui penyidik dari HP milik GP yang disita.

"Awalnya tersangka disuruh datang (ke kos) untuk mencuci baju. Namun sesampai di kamar Edy, tersangka malah disuruh mandi dan ganti baju dan celana pendek. Tersangka tidak melawan saat dipeluk, tetapi saat kemaluan (GP) dipegang, tersangka memberontak," ujarnya.

Edy Ditusuk Karena Mengunci GP di Kamar

Keributan sempat terjadi antara GP dan juga Edy. GP berusaha melarikan diri dari kamar kos, namun Edy sudah lebih dulu mengunci kamarnya.
Β 
"Kuncinya itu sudah disimpan oleh korban, tersangka panik kemudian mengambil barang yang ada untuk perlawanan. Tersangka mengaku melihat pisau dan langsung ditusuk ke hulu hati korban," tuturnya.

Lantaran tak memiliki tenaga, Edy pun jatuh terkulai. Ketika itu tersangka GP kembali menusuk secara babi buta.

"Tersangka kemudian melarikan diri sambil membawa barang-barang korban. Sejauh ini motif murni pembunuhan," tutupnya.

Edy Bekerja Sebagai Konsultan Tenaga Kerja

Polisi menyatakan selama ini Edy bekerja sebagai konsultan tenaga kerja. Dia juga memiliki kantor agency job seeker.

"Pekerjannya konsultan. Edy ini kerja setiap orang yang mau nyari kerja harus melewati wawancara. Selain konsultan korban juga pemilik kantor Agency job seeker," ujar Kapolsek Cempaka Putih, Kompol Taufik saat dikonfirmasi, Minggu (7/12/2014).

Polisi sendiri tahu soal penyakit kelainan seksual Edy berdasarkan keterangan pihak keluarga. Tanpa menutup-tutupi, mereka mengakui Edy memang 'berbeda'. "Keterangan keluarga, korban ini gay," ujarnya.

"Mayoritas korbannya masih muda, dan ada banyak," tutupnya.
Halaman 2 dari 5
(nal/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads