Topan Hagupit Tewaskan 4 Orang di Filipina, Hancurkan Ratusan Rumah

Topan Hagupit Tewaskan 4 Orang di Filipina, Hancurkan Ratusan Rumah

- detikNews
Senin, 08 Des 2014 09:31 WIB
Reuters
Manila - Rumah-rumah warga di Filipina hancur akibat terjangan topan Hagupit yang disertai hujan deras dan angin kencang. Nahas, sedikitnya 4 orang tewas akibat topan super ini.

Topan Hagupit mulai mendekati Pulau Samar, Filipina pada Sabtu (6/12) malam dengan kecepatan angin mencapai 210 km per jam. Badan prakiraan cuaca setempat, Pagasa menyebut topan ini bergerak sangat cepat dari wilayah Samudera Pasifik sehingga membawa banyak air.

Kecepatan topan ini tercatat sebagai topan paling kuat yang menerjang Filipina sepanjang tahun ini. Demikian seperti dilansir AFP dan Reuters, Senin (8/12/2014).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Banyak rumah, terutama yang ada di area tepi pantai, yang terhempas angin kencang," jelas Wali Kota Catbalogan, Stephanie Uy-Tan kepada AFP.

"Pepohonan dan kabel listrik bertumbangan, atap dari seng terbang terbawa angin dan banjir juga melanda," imbuhnya.

Filipina masih belum pulih benar pasca terjangan topan Haiyan pada tahun 2013 lalu yang menewaskan lebih dari 7.350 nyawa. Namun belajar dari pengalaman, otoritas Filipina menerapkan evakuasi massal jauh-jauh hari sebelum topan Hagupit menerjang.

Dilaporkan ada sekitar 1 juta warga yang berhasil dievakuasi sebelum topan super menerjang bagian barat Filipina. Topan ini dilaporkan menghancurkan ratusan rumah warga setempat. Korban tewas termasuk seorang bayi perempuan dan seorang kakek-kakek yang meninggal akibat hipotermia.

Diperkirakan, kecepatan topan Hagupit semakin lama semakin menurun saat mendekati wilayah Filipina bagian tengah. Tercatat pada Minggu (7/12) pagi, kecepatan topan Hagupit berkurang menjadi 170 km per jam, meskipun masih mengancam warga.

Dengan kondisi seperti itu, topan Hagupit tergolong lebih lemah dari topan Haiyan, atau yang disebut warga setempat sebagai topan Yolanda, yang pada tahun 2013 lalu menerjang Filipina dengan kecepatan hingga 315 km per jam.

"Kami belajar dari pengalaman Yolanda. Banyak warga yang kini sangat mendukung evakuasi. Badai ini memang lebih lemah, tapi pemerintah setempat dan pemerintah pusat tetap bersiap dan kini orang-orang mendengarkan perintah evakuasi. Ini berperan besar dari perbedaan jumlah korban," ucap juru bicara Badan Penanggulangan Bencana Nasional, Mina Marsigan kepada AFP.

(nvc/asp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads