Fungsi relawan saat terjadi bencana di Indonesia sangat berpengaruh. Dibandingkan dengan pemerintah, Kepala Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono mengaku lebih cenderung angkat jempol kepada para relawan.
"Kita selalu tidak siap kalau ada bencana. Untuk itu relawan ini cenderung yang paling siap menghadapi bencana," ujar Surono usai membuka seminar Pengurangan Risiko Bencana Geologi di Auditorium Geologi, Jalan Diponegoro, Bandung, Minggu (7/12/2014).
Mbah Rono, panggilan akrab Surono, mengambil contoh saat penanganan gempa di Yogyakarta. Saat gempa terjadi, relawan bergerak lebih cepat dari pemerintah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk itu, ia berharap pemerintah bisa memfasilitasi dan mencari bibit-bibit relawan agar bisa membantu pemerintah dalam penanganan bencana daerah.
"Karena relawan ini tidak hanya di satu tempat saja. Saya sering berjumpa dengan orang yang sama di berbagai bencana," tandasnya.
Terkait potensi bencana di Jawa Barat, Mbah Rono mengatakan ada 4 hal. Yakni gerakan tanah, gunung berapi, gempa bumi darat dan potesi tsunami. Daerah rawan terdapat di Sukabumi, Kuningan dan Majalengka, serta pantai selatan.
Menurut Mbah Rono, pemerintah khususnya Pemprov Jabar tidak memberi ruang kepada masyarakat untuk bisa menangani bencana tahap awal dengan cara sendiri.
"Yang salah pemerintah daerah tidak memberi ruang. Pendidikan (soal penanganan bencana) tetap dilakukan. Seharusnya seperti di Jepang, mereka mau dilatih untuk penanganan bencana gempa bumi," tandasnya.
(avi/try)