Bedanya saat ini Akbar Tandjung sebagai Ketua Wantim Golkar incumbent yang berada di belakang Ketum versi Munas Bali Aburizal Bakrie, sedangkan JK bakal didaulat menjadi Ketua Wantim versi Munas Golkar Jakarta yang digelar Presidium Penyelamat Partai Golkar.
Ketua Presidium Penyelamat Partai Golkar Agung Laksono membenarkan rencana mendaulat JK jadi Ketua Wantim Golkar. Konon JK sudah sepakat dengan tawaran ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Memang Presidium Penyelamat Partai Golkar menggandeng JK untuk menegakkan demokrasi di partai beringin. Sebelum menggelar Munas di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta, sejak Sabtu (6/12) kemarin, tiga caketum yakni Agung Laksono, Priyo Budi Santoso, dan Agus Gumiwang Kartasasmita, menggelar pertemuan dengan Jusuf Kalla.
Hasilnya, ketiga caketum semakin yakin mempercepat Munas di Jakarta yang semula dijadwalkan bakal digelar Januari 2015 mendatang. Keprihatinan terhadap Munas Bali yang penuh rekayasa dijadikan alasannya.
Jika benar JK menerima tawaran tersebut maka Wapres pendamping Jokowi tersebut bakal berhadapan dengan Akbar Tandjung yang lebih dulu ditetapkan sebagai Ketua Wantim Golkar versi Munas Bali secara aklamasi. Semakin terbuka ada adu strategi antara dua senior Golkar ini di tengah kecamuk beringin.
Sementara itu yang muncul ke permukaan adalah upaya Akbar dan JK menjalin islah di tengah perpecahan Golkar. Akbar Tandjung adalah mediator islah dari kubu Aburizal Bakrie (Ical) sedangkan JK ditempatkan semacam penasehat bagai Presidium Penyelamat Golkar yang dimotori Agung Laksono, Priyo Budi Santoso, dan Agus Gumiwang Kartasasmita.
Namun deal yang diajukan presidium yang merupakan hasil pembahasan dengan JK ditolak Ical. Ical dan Akbar kemudian kompak menuding Agung cs menolak islah, sedangkan Agung berpendapat sebaliknya.
Lalu apa ujung perpecahan Golkar ini dan apakah JK dan AT akan 'bertarung' terbuka?
(van/trq)