Seperti dilansir CNN, Minggu (7/12/2014) pejabat kesehatan di wilayah tersebut melakukan penyelidikan setelah menerima laporan klinik tersebut menggunakan pompa sepeda pada 56 prosedur operasi sterilisasi terhadap 56 orang wanita.
"Sementara dokter yang diidentifikasi melakukan prosedur tersebut adalah Dr Mahesh Chandra Rout, seorang pensiunan dokter bedah yang sesekali melakukan pekerjaannya di klinik tersebut. Akibat laporan ini, dia tidak akan dipanggil lafi untuk bekerja di klinik tersebut karena menggunakan alat operasi yang tidak sesuai standar," ujar Menteri Kesehatan India, Odisha Arti Ahuja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ternyata, menurut Sachin Ramachandra, seorang pejabat kesehatan di distrik mana prosedur tersebut berlangsung, mengungkapkan bahwa insufflator tersebut hilang. Itulah sebabnya mengapa pompa sepeda digunakan sebagai gantinya .
Seorang pejabat kesehatan yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan kepada CNN bahwa penggunaan pompa sepeda dalam operasi sterilisasi tersebar luas. Menanggapi kasus tersebut, pejabat kesehatan negara akhirnya mengeluarkan instruksi bahwa semua prosedur sterilisasi harus dilakukan sesuai protokol.
Dalam operasi sterilisasi, perut pasien perlu dipompa untuk memberian ruang gerak pada alat bedah. Dr Naresh Trehan, kepala medis di lembaga medis Medanta di New Delhi mengatakan bahwa menggunakan insufflator karbon dioksida memungkinkan dokter untuk mengukur dan mengkalibrasi jumlah tekanan yang akan ditempatkan pada perut. Sementara menggunakan pompa sepeda, menurutnya sangat berbahaya.
" Jika Anda menggunakan pompa sepeda, anda tidak tahu berapa banyak udara yang akan anda pompa, sehingga perut pasien bisa meledak," kata dia.
(rni/fjp)