Seperti dilansir CNN, Minggu (7/12/2014), hal tersebut sontak memicu protes keras dari aktivis konservasi lingkungan. Sehingga kelompok konservasi, Sea Shepherd berusaha untuk menghubungi dewan kota untuk melakukan protes dan kecaman keras atas aksi perburuan lumba-lumba yang berdalih sebagai sebuah tradisi kuno rakyat Jepang.
Perburuan lumba-lumba memang diketahui sebagai sebuah tradisi kuno masyarakat Jepang. Ketika musim berburu lumba-lumba datang, mereka tak segan untuk membunuh hewan cerdas tersebut karena menurut mereka tak ada perbedaan dengan menyembelih hewan lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut mereka, hewan ramah tersebut akan dijual hingga US 500 ribu untuk dijual kepada penangkaran dan akuarium di seluruh dunia. Perburuan kontroversial ini terjadi setiap tahun antara bulan September hingga Maret di wilayah Taiji, Jepang. Kebanyakan dari hewan malang tersebut akan dibunuh untuk daging mereka, sementara sebagian dijual ke kebun binatang, penangkaran, hingga akuarium.
(rni/fjp)