Korban Novita Sari (16) sudah membuat laporan pengaduan ke Polsek Sunggal, Medan, Sabtu (6/12/2014). Saat membuat pengaduan itu wajahnya terlihat bengkak tanda bekas dipukuli.
Kasus yang menimpa Novita tergolong sadis. Perempuan tamatan SD ini bekerja pada keluarganya sendiri, yakni Muhammad Yusuf Sanjaya (37) dan istrinya Fatimah Siregar (34), di Jalan Murai Gg. Kadar, Medan Sunggal, Medan.
Ketika dibawa dari kampungnya di Kabupaten Batubara, Sumut, pada Juni 2014 Novita dijanjikan akan disekolahkan dan akan diberi gaji. Ternyata janji itu tidak ditepati. Novita tidak disekolahkan, dia juga hanya diberi uang Rp 1.500 per bulan, untuk jajan. Sudah begitu, berbagai penganiayaan kerap dialaminya. Mulai dari ditampar pipinya, dipukul pakai martil jari tangan kanan, hingga kakinya disetrika, dan disayat tangannya dengan pisau 'cutter'.
Dalam pengakuan Novita, salah satu pemicu pemukulan itu karena dia mengambil roti punya tetangga. Tindakan itu dilakukan karena dia ingin makan roti, dan dia tidak mendapat gaji sehingga tidak bisa membeli roti. Majikannya marah dan kemudian menganiaya dirinya.
Kasus penganiayaan ini terungkap ketika korban disuruh tersangka Fatimah untuk membelikan rokok suaminya ke warung yang berada agak jauh dari rumah pada Jumat (5/12). Pemilik warung yang curiga dengan kondisi korban kemudian memotretnya dan memberi tahu warga sekitar. Pada Sabtu pagi, warga mendatangi rumah tersebut dan menyelamatkan korban serta membawanya ke kantor polisi.
Kapolsek Sunggal AKP Aldi Subartono menyatakan begitu mendapat laporan, pihaknya segera mengambil tindakan. Penyelidikan awal dilakukan dan sudah ditemukan sejumlah barang bukti. Antara lain setrika, pisau 'cutter' dan gagang sapu.
“Sejumlah barang bukti sudah diamankan dari rumah tersangka,” kata Aldi kepada wartawan di Mapolsek Sunggal, Jalan TB Simatupang Medan.
Setelah proses pemeriksaan awal, korban selanjutnya ditampung Dinas Tenaga Kerja Kota Medan. Sementara pasangan suami istri pelaku penganiayaan saat ini sedang diperiksa polisi.
(rul/fjp)