Politisi PDIP Aria Bima mengatakan dana sebesar itu biasanya dia gunakan untuk berbagai kegiatan atau pertemuan di Dapil. Namun, kali ini ada hal yang mengusik dirinya, tak lain karena pada masa sidang pertama ini DPR justru dirundung banyak konflik.
"Aku reses ini bawa Rp 150 juta, kalau konflik belum selesai malu juga. Semua tanya kalau DPR ribut dan belum ada way out (jalan keluar -red) gimana," kata Aria Bima saat berbincang dengan wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (5/12/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Dana reses) harus dipertanggungjawabkan secara moral dan personal. Kalau saya buat laporan ke fraksi lengkap harus ada tandatangan dan foto, nggak bisa ditilep itu (dana reses)," kata politisi yang dikenal vokal dalam rapat paripurna itu berkelakar.
Bahkan, menurut politisi asal dapil Jateng V itu (Boyolali, Klaten, Sukoharjo, dan Surakarta), dana yang digunakan pada masa reses, biasanya lebih dari yang disediakan DPR Rp. 150 juta. Namun tentu tak begitu jadi soal dia bisa mengeluarkan dananya sendiri.
Hal sedikit berbeda di sampaikan oleh anggota DPR asal DKI Jakarta yang kini duduk sebagai pimpinan komisi I Tantowi Yahya. Menurut Tantowi, dana reses tidak berubah dari DPR periode lalu. Dana itu terdiri dari keperluan akomodasi, transportasi dan lainnya di Dapil.
"Saya lupa jumlah pastinya berapa, karena saya berubah dapil di Jakarta, tidak ada ongkos transportasi, hotel, belum dihitung lagi. Jadi wakil DKI ya tidak perlu ongkos," ucap Tantowi.
Terkait alokasinya, Tantowi seperti umumnya anggota DPR lain akan dimanfaatkan untuk warga di Dapil. Namun jika Aria Bima menggelar pertemuan, Tantowi lebih kepada memberikan bantuan.
"Sekarang DKI kan diancam banjir, ya bantu rakyat saja terkait banjir tersebut," ucap Tantowi.
(bal/mpr)