Apa yang disampaikan Andika itu disambut positif Koordinator Staf Pribadi Kapolda Metro Jaya, AKBP Agung Marlianto. Sepenuhnya dia menyerahkan kasus ini ke Pomdam Diponegoro, Semarang.
"Permasalahan apakah benar terjadi pemukulan atau tidak terhadap anggota kami, dengan penuh rasa hormat kami serahkan sepenuhnya kepada Pomdam. Sesuai informasi dari pihak yang punya kewenangan, perkara yang kami laporkan ini masih tetap berlanjut dan belum dihentikan," jelas Agung dalam pernyataannya yang diterima detikcom, Jumat (5/12/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat itu, beliau (Andika-red) turun langsung ikut membantu melerai, sehingga anggota kami tidak terus menjadi bulan-bulanan kemarahan Bpk Kolonel Inf. Maruli yang sudah tidak mampu menahan emosi," jelas dia.
"Kami juga menyesalkan kejadian tersebut, padahal selama ini komunikasi dan koordinasi antara kami (Spripim Polda Metro Jaya) dan Paspampres terbina solid dan harmonis. Banyak senior-senior kami yang sangat bijaksana dan selalu menjadi panutan kami di Paspampres, juga rekan-rekan satu angkatan kami," tambahnya.
Agung juga menjelaskan, dia menyampaikan terima kasih atas pernyataan dan jawaban beliau bahwa insiden tanggal 2 Desember tersebut, bukan oleh anggota Polri yang membawa senjata sebagaimana berita tidak benar yang tersebar via broadcast sebelumnya.
"Karena memang kami adalah staf yang tidak memerlukan senjata," imbuh Agung.
"Statement Beliau ini merupakan jawaban atas tuduhan keji dari berita via broadcast message kepada anggota kami, seolah tidak tahu aturan SOP pengamanan Giat Presiden (Ops Waskita). Sebagaimana penjelasan beliau, bahwa kejadian tersebut dilatarbelakangi oleh instruksi untuk mengeluarkan orang-orang yang bukan peserta dari dalam ruang Auditorium tempat acara pengarahan Bapak Presiden berlangsung," tutupnya.
(mei/ndr)