Beberapa parpol Koalisi Merah Putih mewacanakan menolak Perpu Pilkada langsung setelah Munas Golkar memutusan menolak Perpu yang dikeluarkan Presiden SBY di akhir masa jabatannya tersebut. Semakin jelas KMP memandang SBY sebelah mata, sampai perjanjian hitam di atas putih pun diingkari.
"KMP memang memandang SBY sebelah mata," kata pengamat politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, kepada wartawan, Kamis (4/12/2014).
Sikap egois beberapa parpol anggota KMP tersebut bisa jadi blunder. Bukan tak mungkin SBY menjajaki kemungkinan senafas dengan Koalisi Indonesia Hebat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun yang jadi pertanyaan besar adalah mengapa KMP mudah saja mengingkari perjanjian dengan SBY. Apakah ada sesuatu yang masih mengganjal bagi KMP?
"Adakah komunikasi politik yang dijalankan Demokrat ke anggota KMP lainnya untuk me-maintain
komitmen tersebut?" tanyanya.
Sejumlah parpol anggota Koalisi Merah Putih seperti Golkar, PKS dan Gerindra mewacanakan bakal menolak Perpu Pilkada Langsung. Ketua DPP Gerindra Demon J Mahesa bahkan menuturkan perjanjian soal Perpu Pilkada langsung hanyalah klaim sepihak Partai Demokrat.
Pernyataan ini memantik perpecahan di tubuh KMP lantaran Partai Demokrat mencium adanya upaya pengkhianatan. Di tengah bayang-bayang perpecahan yang lebih serius, Ketua Umum PAN Hatta Rajasa menengahi. Hatta yang tengah beribadah umroh bersama keluarga meyakinkan KMP bakal menepati komitmen dan akan kompak menyetujui Perpu Pilkada langsung.
(van/nrl)