Usulan Ahok Atasi Polemik Jam Kerja Wanita Jadi Favorit Para Ibu Ini

Usulan Ahok Atasi Polemik Jam Kerja Wanita Jadi Favorit Para Ibu Ini

- detikNews
Kamis, 04 Des 2014 12:17 WIB
Jakarta -

Di balik pro dan kontra wacana pengurangan jam kerja pegawai perempuan yang diwacanakan Wapres Jusuf Kalla, ternyata ada pendapat lain yang lebih disukai oleh para ibu pekerja. Pendapat tersebut berasal dari ide Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang menyarankan agar PNS perempuan kerja dekat rumah.

Salah satunya adalah Prita, pekerja yang memiliki anak ini lebih setuju jika pemerintah memutasi pegawai perempuannya ke lokasi kerja yang dekat dengan rumah. Hal ini sesuai dengan saran yang diusulkan Ahok.
Β 
"Sampai saat ini saya pun lebih pro pada pandangan Ahok tentang memutasikan pegawai perempuan ke tempat kerja yang lebih dekat dengan rumahnya serta memperpanjang cuti bersalin hingga 6 bulan pasca melahirkan. Agar sejalan dengan program Kementerian Kesehatan yang mengekslusifkan pemberian ASI hingga 6 bulan," ucapnya dalam surat elektronik yang diterima redaksi@detikcom, Kamis (4/12/2014).

Senada dengan Prita, Khurinnihayah yang bekerja di bidang keuangan ini sangat setuju jika perempuan pekerja yang memiliki anak mendapat tempat kerja yang dekat dengan rumah. Sehingga waktunya tidak akan habis di perjalanan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Berdasarkan pengalaman pribadi saya, bekerja di lokasi dekat rumah adalah hal yang terbaik, karena saya dapat menyempurnakan menyusui selama 2 tahun penuh untuk dua orang putri saya," ucap Khurinnihayah.

Selain itu, Khurnniyah juga setuju dengan pengurangan jam kerja asal dimanfaatkan dengan benar oleh para ibu, "Jangan kemudian jamnya di kurangi tetapi digunakan untuk kegiatan di luar merawat anak," ujarnya.

Sama dengan Khurnniyah, Edu juga setuju dengan usul Ahok. Namun menurutnya hal itu hanya bisa diterapkan bagi PNS tapi tidak bagi pegawai swasta.

"Opini Pak Ahok tentang PNS perempuan bisa memilih tempat kerja yang berdekatan dengan lokasi tempat tinggal, mungkin bisa dilakukan di kalangan PNS akan tetapi tidak cocok bagi sebagian besar pekerja yang bekerja di perusahaan swasta karena keterbatasan tempat kerja," ujarnya.

Lain lagi dengan Fenpy, ibu pekerja dengan tiga anak ini berpendapat agar pemerintah lebih fokus pada masalah kemacetan. Jika kemacetan bisa diatasi maka para pegawai perempuan tidak akan berlama-lama di jalan dan menghabiskan sebagian besar waktunya di tengah kemacetan.

"Saya bertempat tinggal di Serpong dan bekerja di Jakarta Pusat, idealnya kalau tanpa macet saya butuh 45 menit sampai 1 jam untuk sekali jalan. Namun karena kemacetan Jakarta yang semakin hari semakin parah, maka butuh 2-3 jam sekali jalan, sehingga waktu banyak terbuang di jalan." ucap Fenpy.

"Jadi menurut saya, daripada berwacana mengurangi jam kerja, lebih baik mengurangi kemacetan Jakarta saja lebih dulu, sehingga waktu kita tidak terbuang percuma di jalan dan akan lebih banyak waktu untuk keluarga," tambahnya.

(slm/ndr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads