Cerita 'Floor Leader' Munas Golkar Soal Rekaman Rapat Bareng Nurdin Halid

Munas Golkar

Cerita 'Floor Leader' Munas Golkar Soal Rekaman Rapat Bareng Nurdin Halid

- detikNews
Kamis, 04 Des 2014 08:28 WIB
Jakarta - Keberadaan rapat yang dipimpin oleh Ketua SC Munas Nurdin Halid bersama ketua-ketua DPD pada H-1 Munas IX Golkar terungkap lewat sebuah rekaman yang beredar. Rekaman berdurasi 2 jam itu menghebohkan karena menggambarkan skenario pemenangan Aburizal Bakrie.

Di dalam rekaman tersebut, Nurdin terdengar memberikan arahan kepada ketua DPD yang ditunjuk sebagai 'floor leader' saat pembahasan tatib pemilihan ketum. Salah seorang Ketua DPD yang mengaku hadir dalam pertemuan itu pun mengungkap jalannya 'rapat rahasia' tersebut.

"Dari setiap provinsi memang dipilih dua orang untuk menjadi floor leader dan hadir di pertemuan itu. Dari Jabar, saya salah satunya," kata Ketua DPD II Depok Babai Suhaimi saat berbincang dengan wartawan di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali, Kamis (4/12/2014).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rapat itu berlangsung di ruangan rapat di sebuah hotel di Nusa Dua pada Sabtu (29/11) pukul 21.00 WITA. Suasana resmi dan para peserta sudah memegang tata tertib, padahal Munas baru akan dimulai esok harinya. Babai mengakui bahwa posisi floor leader memang sengaja diadakan.

"Kami sudah pegang (tatib). Floor leader memang diperlukan ketika membahas tatib di antara ribuan orang," ucapnya.

Babai tidak menampik bahwa peran Aburizal Bakrie di Koalisi Merah Putih memang dibicarakan saat rapat. Namun ia membantah ada penyusunan suatu skenario.

"Posisi Pak Aburizal memang penting di KMP," ujarnya.

Dalam salah satu bagian rapat, terdengar ada salah satu Ketua DPD yang bicara meminta garansi kepada Ketua Komisi III Aziz Syamsuddin terkait kepala daerah yang 'diteror'. Babai membenarkan bahwa Aziz yang juga pengurus Golkar 2009-2014, hadir saat rapat.

"Ada Pak Aziz Syamsuddin," ungkap Babai.

Nurdin Halid sebelumnya memang membenarkan bahwa ada rapat pada Sabtu (29/11) bersama para Ketua DPD. Kalau pun rapat itu memang menyusun sebuah skenario, pihak Ical juga menganggapnya itu wajar sebagai suatu strategi.

Tentu patut dipertanyakan, apakah wajar seorang Ketua Steering Committee Munas yang merupakan ajang pemilihan ketum, ikut menyusun skenario pemenangan salah seorang caketum? Apa pun itu, Ical sudah mendapatkan keinginannya yaitu posisi Ketum Golkar 2014-2019.

Apakah itu menjadi akhirnya? Presidium Penyelamat Partai Golkar melaporkan rekaman itu ke Kemenkum HAM sebagai bukti kejanggalan di Munas IX. Meski para anggotanya telah dipecat oleh Ical, presidium tetap akan melangsungkan munas tandingan di Jakarta pada Januari 2015 mendatang.

(imk/rmd)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads