"Saya komit terhadap partai selama berpolitik. Saya merasa Golkar sangat cocok dengan diri saya," kata Poempida dalam jumpa pers di Wisma Kodel Jl HR Rasuna Said, Jaksel, Rabu (3/12/2014).
Poempida mengakui posisi politiknya pada Pilpres memang bertentangan dengan keputusan partai yang mendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Namun usai Jokowi-JK dilantik sebagai presiden/wapres maka perbedaan posisi politik sudah selesai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sehingga saya merasa punya hak untuk kemudian sesuai dengan AD/ART untuk meminta pembelaan diri ke Mahkamah Partai tanggal 20 November," sambungnya.
Dalam surat pembelaan dirinya ke Ketua Mahkamah Partai, Muladi, Poempida menegaskan telah mencabut segala gugatan hukum terhadap Ketum Aburizal Bakrie maupun DPP Golkar.
"Jangan sampai kemudian ada yang mempersepsikan surat yang dikirim berbau lain," tegasnya.
Poempida membantah keputusannya tetap bersama Golkar berlawanan posisi dengan rekan politiknya seperti Agus Gumiwang. Agus saat ini tetap bertahan bersama Agung Laksono pada Presidium Penyelamat Partai.
"Ini kesannya saya berubah tapi itu hak saya. Saya merasa ketika mengantarkan Jokowi dilantik tugas saya sudah selesai. Artinya pikiran saya kembali ke konteks dimana saya, komunitas saya Golkar," imbuhnya.
Tapi Poempida berharap ada solusi rekonsiliasi dua kubu yakni Ical dan Agung Laksono. Menurutnya perpecahan internal pasti berdampak negatif terhadap perjalanan Golkar.
"Saya tidak ingin partai ini jadi partai terpuruk, mudah-mudahan partai, elite dan tokoh berbeda pendapat menyatukan kembali visi. Saya tidak bersikap dalam hal mana yang lebih benar mana yang sah dan mana yang legal. Biarkan proses berjalan, mungkin berlanjut ke hukum," ujar dia.
(fdn/rmd)