Agak berkilas balik ke belakang, Partai Demokrat memunculkan Syarif Hasan sebagai ketua harian lewat Kongres Luar Biasa pada 31 Maret 2013. Kala itu, Kongres Luar Biasa juga digelar di Bali.
Kebetulan saja, Pulau Dewata juga dipilih Golkar menyelenggarakan forum tertinggi yakni Musyawarah Nasional (Munas) IX yang melahirkan jabatan ketua harian juga. Bila Demokrat dulu memunculkan jabatan ketua harian usai gonjang-ganjing lengsernya Ketua Umum Anas Urbaningrum, kini Golkar memunculkan jabatan Ketua Harian usai perpecahan internal yang melanda partai gaek ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kandidat terkuat Ketua Harian Golkar adalah MS Hidayat. Menteri Perindustrian era SBY itu dikabarkan mendapatkan jabatan Ketua Harian Golkar lantaran sudah bersedia memuluskan jalan Ical menjadi Ketua Umum Golkar lagi. Sebagaimana diketahui, MS Hidayat mundur dari arena pertarungan melawan Ical merebut kursi Ketua Umum Golkar.
"Yang paling kuat memang Pak MS Hidayat," kata politikus Golkar Ahmadi Noor Supit di arena munas di Hotel Westin, Bali, Rabu (3/12).
Posisi ketua harian ini sempat diperdebatkan di sidang paripurna Munas IX karena usulan ini sebelumnya tidak ada di rapat komisi. Namun, keputusan ini akhirnya diketok oleh pimpinan rapat Nurdin Halid.
Ketua DPP Golkar demisioner Tantowi Yahya menjelaskan, jabatan Ketua Harian Golkar ini dibentuk lantaran banyak Ketua DPD I dan II yang menjadi kepala daerah. Alasan efektivitas dan kontinuitas kepengurusan juga dikemukakan Tantowi di sela arena Munas Golkar Bali hari ini.
(dnu/nrl)