Apa Iya Fit and Proper Test Capim KPK oleh Komisi III DPR Hanya Formalitas Belaka?

Apa Iya Fit and Proper Test Capim KPK oleh Komisi III DPR Hanya Formalitas Belaka?

- detikNews
Rabu, 03 Des 2014 08:53 WIB
Jakarta - Komisi III DPR akan menggelar fit and proper test calon pimpinan (Capim) KPK. Dua calon bertarung yakni Busyro Muqoddas dan Robby Arya Brata. Konon kabarnya Komisi III DPR lebih cenderung memilih ke Robby tinimbang Busyro. Apa iya?

"Kami mencurigai proses fit and proper test hanya sandiwara saja. Rumornya mereka sudah memilih nama jauh sebelum fit and proper tes dilakukan," jelas pegiat antikorupsi ICW, Emerson Yuntho, Rabu (3/12/2014).

Emerson hanya menduga-duga. Soalnya rumor di luar begitu deras terdengar. Komisi III DPR yang didominasi KMP lebih cenderung ke Robby daripada Busyro. Dia pun menduga bila proses seleksi di DPR ini hanya formalitas saja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena itu ICW dan sejumlah LSM bikin Tim Panel Ahli yang mengawal proses itu dengan cara memberikan penilaian atas proses fit and proper test. Tim terdiri dari akademisi, LSM, tokoh agama, dan Lawyer. Jadi semacam Tim penilai independen yang akan kontrol proses di DPR," urai Emerson.

Dua Capim KPK ini bertarung mengisi satu posisi pimpinan KPK. Saat ini dijabat Busyro Muqoddas yang dahulu menggantikan Antasari Azhar untuk 4 tahun masa bakti. Masa tugas Busyro akan habis pada 10 Desember.

Pansel KPK kemudian melakukan seleksi. Dan saat masih menjabat presiden, SBY mengirimkan dua nama ke DPR yakni Busyro yang maju lagi dan Robby Arya Brata. Nah, baru sekarang seleksi bisa dilakukan.

Berikut profil singkat kedua calon:

Busyro Muqoddas pernah meriah Bung Hatta Anti Corruption Award pada 2008 lalu. Busyro merupakan pengajar di UII. Ayah tiga anak yang pernah menjadi Ketua KY ini dikenal sebagai figur sederhana. Dia tak neko-neko dan dikenal tegas dan lurus saat bertindak.

Robby Arya Brata pernah menjadi kepala bidang hubungan internasional sekretariat kabinet. Dia merupakan dosen pasca sarjana UI. Periah Ph.D dari Australian National University ini juga pernah menjadi analis hukum Komnas HAM. Pria berlatar belakang advokat ini juga dikenal sebagai sosok sederhana.

(ndr/mad)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads