Pihak berwenang Korea Selatan memberikan izin kepada satu lembaga Kristen untuk mendirikan menara baru berbentuk pohon Natal di dekat perbatasan dengan Korea Utara.
Menara sebelumnya setinggi 18 meter, yang selalu dihias dengan lampu-lampu menjadi pohon Natal, sudah dirobohkan Oktober lalu dengan alasan keselamatan bangunan.
Korea Utara -yang merupakan negara ateis- sempat mengancam akan menembak menara itu dengan meriam karena menganggapnya sebagai propaganda politik walau pemerintah Seoul mengatakan menara dirobohkan bukan karena tekanan Pyongyang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tingginya sekitar sembilan meter dan lampu-lampunya mulai dinyalakan pada tanggal 23 Desember. CCK menegaskan menara itu untuk tujuan perdamaian.
Juru bicara Kementrian Pertahanan Korea Selatan, Kim Min-seok, mengatakan izin diberikan untuk menjamin kebebasan beragama.
Kantor berita Korsel, Yonhap, mengatakan menara lama, yang terletak sekitar 3km dari perbatasan, didirikan tahun 1971.
Terletak di perbukitan di Gimpo, sebelah barat Seoul, menara lama bisa dilihat dari wilayah Korea Utara.
Hubungan kedua Korea sempat tegang dalam beberapa waktu belakangan dan awak Oktober militer keduanya sempat saling melepas tembakan di kawasan perbatasan.
Pertengahan November, Pyongyang mengancam akan melanjutkan uji coba nuklir sebagai tanggapan atas usulan PBB untuk membawa Korut ke pengadilan internasional karena dugaan pelanggaran berat HAM.
(gah/gah)