"Aku naik dari kawasan Mega Kuningan, itu Jumat (28/11) pukul 23.00 WIB. Aku naik taksi warna putih (korban menyebut sebuah merek-red), itu biasa aku pakai taksinya," jelas RW, Senin (1/12/2014).
Modus yang dipakai komplotan sopir taksi perampok ini juga sama dengan pelaku perampokan lainnya. Saat RW duduk di kursi belakng, tiba-tiba sandaran kursi menekuk dan muncul seseorang dari arah bagasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Taksi itu sempat berhenti di perjalanan selama berputar-putar meneror korban. Seorang rekan mereka diangkut. Korban dikerubuti tiga pelaku.
"Si sopirnya sempet nanya-nanya jalan yang nggak banyak polisinya ke dua orang temennya itu. Mobilnya jalan ke arah jalan-jalan kecil di kuningan. Terus taksinya berhenti di daerah Guru Mugeni, masih daerah kuningan juga. Yang duduk di depan keluar ngambil ATM, aku dibawa muter-muter dulu terus jemput lagi temannya. Dia ngasih struk pengambilan ATM-nya ke aku. Dia ngambil 1 juta dan aku disisain Rp 300 ribu," jelas RW.
Setelah mengambil uang dan 2 HP yakni BB dan iPhone, pelaku menurunkan korban di kawasan Cikini, Jakpus. Korban diturunkan di dekat komplek perumahan yang sepi.
"Si sopir nanya dituruninnya di mana sama dua temennya itu, terus mereka bilang dekat-dekat rumahnya saja di Cikini. Itu kaya komplek gitu, jadi sepi banget. Tapi untung ada satpam, aku pinjam telepon sama satpamnya dan nelepon orang rumah, terus dijemput sama om di sana. Pas nurunin aku, perampoknya ngancem kalo aku teriak, aku bakal ditembak karena mereka udah ngeluarin pistol. Mereka juga bilang udah empat kali masuk penjara," tutup RW menceritakan kisah pilunya.
RW sudah melapor ke Polsek Setiabudi Jaksel. Dia juga sudah memberikan nomor pintu taksi putih itu. Tapi tak diketahui pasti apakah taksi itu asli atau ulah para penjahat yang memalsukan taksi itu.
(ndr/mad)